Kurban Pertama Kali Dilakukan oleh Siapa, Ini Kisah Lengkapnya

Kurban Pertama Kali Dilakukan oleh Siapa, Ini Kisah Lengkapnya

Kurban Pertama Kali Dilakukan oleh Siapa, Ini Kisah Lengkapnya

21/05/2025 | NOV

Setiap kali Idul Adha tiba, umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah kurban sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Namun, mungkin banyak yang bertanya dalam hati: Kurban pertama kali dilakukan oleh siapa? Apakah kurban ini dimulai pada zaman Nabi Muhammad SAW atau sudah ada sebelumnya? Pertanyaan ini penting untuk dijawab agar kita memahami akar sejarah ibadah kurban dalam Islam.

Mengetahui kurban pertama kali dilakukan oleh siapa membantu kita menghargai nilai dan esensi dari ibadah yang kita laksanakan setiap tahun ini. Kurban bukan sekadar tradisi turun-temurun, melainkan warisan spiritual yang sarat dengan pelajaran ketauhidan, pengorbanan, dan ketaatan. Dalam artikel ini, kita akan mengulas kisah lengkap mengenai siapa yang pertama kali melakukan kurban, berdasarkan dalil Al-Qur'an, hadis, dan penjelasan para ulama.

Menelusuri Sejarah Kurban: Kurban Pertama Kali Dilakukan oleh Siapa?

Pertanyaan mendasar seperti kurban pertama kali dilakukan oleh siapa membawa kita untuk menelusuri sejarah awal umat manusia. Menurut riwayat yang terdapat dalam Al-Qur'an, ibadah kurban pertama kali dilakukan oleh dua putra Nabi Adam AS, yaitu Qabil dan Habil. Kisah mereka tertuang dalam Surah Al-Ma'idah ayat 27:

"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam yang mempersembahkan kurban. Ketika kurban dari salah seorang diterima dan dari yang lain tidak diterima, ia berkata: ‘Sungguh aku pasti membunuhmu!’..." (QS. Al-Ma'idah: 27)

Dari ayat tersebut, jelas bahwa jawaban dari pertanyaan kurban pertama kali dilakukan oleh siapa adalah Habil dan Qabil, anak-anak Nabi Adam AS. Mereka diperintahkan untuk mempersembahkan kurban sebagai bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT.

Kurban dari Habil diterima karena ia mempersembahkannya dengan tulus dan memilih hewan terbaik dari miliknya. Sementara kurban Qabil ditolak karena tidak ikhlas dan mempersembahkan hasil panen yang buruk. Inilah pelajaran penting dari sejarah awal kurban: keikhlasan adalah kunci diterimanya ibadah.

Maka dari itu, ketika kita menelusuri kurban pertama kali dilakukan oleh siapa, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa ibadah ini sudah ada sejak zaman manusia pertama, sebagai bagian dari perintah Allah yang menekankan pentingnya niat dan ketaatan.

Para ulama sepakat bahwa kisah Habil dan Qabil adalah tonggak awal dalam sejarah kurban. Ini menunjukkan bahwa ibadah kurban memiliki akar yang sangat dalam dalam tradisi keimanan umat manusia, bahkan sebelum datangnya para nabi besar lainnya.

Kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS: Tonggak Kurban dalam Islam

Meski kurban pertama kali dilakukan oleh siapa dijawab dengan Habil dan Qabil, umat Islam lebih banyak mengenal kurban melalui kisah agung Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Kisah ini merupakan bentuk ujian ketaatan yang luar biasa, yang kemudian menjadi dasar pelaksanaan kurban dalam syariat Islam.

Dalam Surah As-Saffat ayat 102-107, dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim AS bermimpi diperintahkan menyembelih anaknya. Ketika disampaikan kepada Nabi Ismail, sang anak menjawab dengan keteguhan hati: “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan. Engkau akan mendapatiku, insya Allah, termasuk orang yang sabar.”

Walau sebelumnya kurban pertama kali dilakukan oleh siapa sudah terjawab dengan kisah Habil dan Qabil, namun kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS menjadi penegasan dari makna sejati kurban. Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba sebagai bukti bahwa Allah tidak membutuhkan darah, tapi keikhlasan.

Dari kisah ini, kita belajar bahwa kurban bukan hanya soal ritual penyembelihan hewan. Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail mengajarkan bahwa kurban adalah tentang penyerahan diri total kepada kehendak Allah. Ini adalah jawaban lanjutan dari pertanyaan kurban pertama kali dilakukan oleh siapa, karena kisah ini menandai awal mula kurban dalam konteks syariat yang dibawa oleh para nabi setelah Nabi Adam AS.

Kisah ini juga menjadi dasar hukum pelaksanaan kurban dalam Islam yang kemudian dilanjutkan oleh Nabi Muhammad SAW. Maka meskipun kurban pertama kali dilakukan oleh siapa adalah Habil dan Qabil, kisah Nabi Ibrahim tetap menjadi simbol utama dari semangat pengorbanan dalam Islam.

Kurban dalam Syariat Nabi Muhammad SAW

Setelah mengetahui kurban pertama kali dilakukan oleh siapa, kita juga perlu memahami bagaimana ibadah ini dilanjutkan dalam syariat Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW menjadikan ibadah kurban sebagai amalan yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah) pada hari Idul Adha.

Rasulullah SAW sendiri melaksanakan kurban setiap tahun dan menganjurkan umat Islam yang mampu untuk melaksanakannya. Dalam sebuah hadis riwayat Tirmidzi, beliau bersabda:
“Tidak ada amalan yang paling dicintai Allah pada hari Idul Adha selain dari menyembelih hewan kurban.”

Meski kurban pertama kali dilakukan oleh siapa merujuk pada generasi awal manusia, Rasulullah SAW menetapkan bentuk dan waktu pelaksanaan kurban secara lebih rinci: setelah salat Idul Adha hingga hari tasyrik (11–13 Dzulhijjah).

Rasulullah juga memberikan panduan tentang jenis hewan yang sah dikurbankan, cara penyembelihannya, serta adab dalam pelaksanaan kurban. Semua ini menjadi bagian dari penyempurnaan ibadah kurban dalam Islam.

Dengan memahami hal ini, kita bisa menyimpulkan bahwa meski kurban pertama kali dilakukan oleh siapa adalah kisah masa lampau, Nabi Muhammad SAW adalah sosok yang menyempurnakan pelaksanaannya dalam syariat Islam yang kita ikuti hari ini.

Pelajaran Penting dari Sejarah Kurban

Mengetahui kurban pertama kali dilakukan oleh siapa bukan hanya sebatas informasi sejarah, tetapi juga sarat dengan pelajaran kehidupan. Setiap kisah yang terkait dengan kurban, dari Habil dan Qabil hingga Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW, mengandung hikmah besar tentang iman dan pengorbanan.

Pertama, dari kisah Habil dan Qabil, kita belajar bahwa niat dan keikhlasan adalah inti dari ibadah. Kurban yang diterima adalah yang dilakukan dengan hati yang tulus.

Kedua, kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mengajarkan bahwa kurban pertama kali dilakukan oleh siapa bukan hanya soal siapa yang menyembelih, tetapi siapa yang rela menyerahkan yang paling dicintai kepada Allah. Ini adalah pelajaran besar tentang cinta kepada Sang Khalik.

Ketiga, Rasulullah SAW mengajarkan bagaimana kurban dilakukan dengan penuh adab dan kasih sayang terhadap hewan. Kurban bukan soal darah, melainkan soal ketaatan dan kebermanfaatan sosial.

Keempat, kurban juga menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengasah rasa peduli kepada sesama. Daging kurban yang dibagikan menjadi bentuk nyata solidaritas dan kasih sayang.

Akhirnya, memahami kurban pertama kali dilakukan oleh siapa membawa kita kepada pemahaman utuh bahwa kurban adalah warisan ibadah yang mulia, yang senantiasa relevan dalam kehidupan umat Islam hingga hari ini.

Dengan menelusuri sejarah, kita menemukan bahwa kurban pertama kali dilakukan oleh siapa adalah Habil dan Qabil, putra Nabi Adam AS. Namun, kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS lah yang memberikan fondasi spiritual dan makna mendalam dalam ibadah kurban yang dijalankan umat Islam saat ini.

Kurban bukan sekadar menyembelih hewan. Kurban adalah bentuk ketaatan, ketulusan, dan pengorbanan. Dari generasi ke generasi, semangat ini terus diwariskan, dan hari ini kita melanjutkannya sebagai bentuk cinta kepada Allah dan kepedulian kepada sesama.

Semoga setelah memahami kurban pertama kali dilakukan oleh siapa, kita bisa menjalankan ibadah ini dengan penuh kesadaran, ketakwaan, dan kesungguhan. Karena sejatinya, setiap potong daging yang dibagikan bukan hanya untuk manusia, tetapi sebagai bukti cinta dan taqwa kepada Allah SWT.

BAZNAS memberi kemudahan untuk masyarakat yang ingin berkurban. Caranya mudah, Anda bisa mengunjungi link Kurban BAZNAS lalu ikuti petunjuknya.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ