Keutamaan Bulan Safar, serta Doa yang Mujarab

Keutamaan Bulan Safar, serta Doa yang Mujarab

Keutamaan Bulan Safar, serta Doa yang Mujarab

31/07/2025 | Humas BAZNAS

Bulan Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriah yang sering kali disalahpahami oleh sebagian umat Islam. Banyak mitos dan prasangka berkembang mengenai bulan ini, termasuk anggapan bahwa Safar adalah bulan sial. Padahal, dalam Islam, tidak ada bulan yang membawa kesialan, termasuk Safar. Justru, jika ditelaah secara mendalam, terdapat keutamaan Bulan Safar yang dapat menjadi ladang pahala dan penguatan keimanan bagi kaum muslimin.

Tulisan ini akan membahas secara mendalam tentang keutamaan Bulan Safar, bagaimana Islam memandang bulan ini, serta amalan dan doa yang dapat diamalkan oleh umat Islam. Dengan pemahaman yang benar, umat Islam dapat terhindar dari kepercayaan keliru dan lebih fokus pada peningkatan amal ibadah.

1. Meluruskan Mitos dan Salah Kaprah tentang Bulan Safar

Sejak zaman jahiliah, masyarakat Arab memiliki anggapan bahwa bulan Safar adalah bulan sial. Kepercayaan ini bahkan masih bertahan di sebagian kalangan masyarakat modern, termasuk di Indonesia. Banyak yang menghindari pernikahan, bepergian jauh, atau memulai usaha di bulan ini karena takut tertimpa musibah. Namun, Islam datang meluruskan anggapan tersebut.

Rasulullah bersabda:
"Tidak ada penularan (tanpa izin Allah), tidak ada thiyarah (pesimisme karena tanda-tanda tertentu), tidak ada burung hantu yang membawa kesialan, dan tidak ada bulan Safar yang membawa sial."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa keutamaan Bulan Safar bukan terletak pada mitosnya, melainkan pada bagaimana kita mengisinya dengan amal saleh dan keikhlasan. Islam tidak mengakui adanya bulan sial. Justru, semua bulan adalah ciptaan Allah dan memiliki potensi kebaikan.

Dengan membuang jauh-jauh keyakinan syirik dan mitos, kita dapat membuka hati untuk memahami keutamaan Bulan Safar dari sudut pandang yang benar. Sebab, keyakinan salah justru menutup peluang kita meraih keberkahan dalam hidup.

Masyarakat hendaknya menjadikan bulan Safar sebagai momentum untuk memperkuat akidah dan meninggalkan tradisi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ini adalah bagian dari upaya mengenali dan mengamalkan keutamaan Bulan Safar secara utuh dan benar.

2. Keutamaan Bulan Safar dalam Perspektif Islam

Meskipun tidak ada keterangan eksplisit dalam Al-Qur’an maupun hadis mengenai keutamaan Bulan Safar secara spesifik, para ulama sepakat bahwa semua bulan memiliki nilai ibadah yang sama selama tidak ada larangan khusus. Oleh karena itu, bulan Safar tetap memiliki keutamaan jika digunakan untuk meningkatkan amal ibadah.

Salah satu keutamaan Bulan Safar adalah kesempatan untuk memperbanyak istighfar dan introspeksi diri. Setelah melewati bulan Muharram—yang juga bulan mulia—Bulan Safar bisa menjadi waktu bagi muslim untuk memperbaiki kesalahan dan memperbanyak amal saleh.

Selain itu, keutamaan Bulan Safar juga terletak pada kesempatan untuk melawan kepercayaan batil. Dengan tetap melangsungkan akad nikah, memulai usaha, dan bepergian tanpa rasa takut, seorang muslim menunjukkan keimanan kepada Allah dan menolak praktik tahayul.

Keutamaan Bulan Safar juga terlihat dari banyaknya peristiwa sejarah Islam yang terjadi di bulan ini. Di antaranya, Rasulullah mempersiapkan hijrah ke Madinah pada bulan Safar. Artinya, ini adalah bulan perjuangan dan awal pembaruan dalam dakwah Islam.

Dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Bulan Safar sebagai momentum untuk memperbaiki ibadah, mempererat silaturahmi, dan memperbanyak doa merupakan bentuk pemahaman atas keutamaan Bulan Safar yang hakiki.

3. Amalan yang Dianjurkan di Bulan Safar

Meskipun tidak ada amalan khusus yang diwajibkan dalam Bulan Safar, umat Islam dianjurkan untuk tetap menjalankan ibadah harian dan memperbanyak amal saleh. Ini sejalan dengan semangat memahami keutamaan Bulan Safar sebagai bulan yang penuh kesempatan ibadah.

Pertama, memperbanyak istighfar. Bulan Safar adalah waktu yang tepat untuk memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah lalu. Dengan istighfar yang tulus, kita bisa membuka jalan menuju keberkahan yang menjadi bagian dari keutamaan Bulan Safar.

Kedua, melaksanakan puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh. Puasa ini dapat menjadi sarana spiritual untuk memperkuat ketakwaan, yang juga merupakan bagian dari keutamaan Bulan Safar jika dilakukan secara konsisten.

Ketiga, memperbanyak sedekah. Tidak hanya membersihkan harta, sedekah juga dapat menolak bala, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai hadis. Dalam konteks keutamaan Bulan Safar, sedekah dapat menjadi bentuk nyata dari keyakinan akan kebaikan setiap waktu dan bulan.

Keempat, memperdalam ilmu agama. Menghadiri majelis ilmu, membaca Al-Qur’an, dan menambah pengetahuan tentang akidah bisa menjadi bagian dari menghidupkan keutamaan Bulan Safar secara spiritual.

Kelima, memperbaiki hubungan sosial. Safar adalah momentum yang baik untuk memperbaiki tali silaturahmi dan memaafkan kesalahan orang lain. Hal ini sesuai dengan semangat keutamaan Bulan Safar yang mengajarkan pembaruan dan introspeksi.

4. Doa yang Dianjurkan Dibaca di Bulan Safar

Sebagai bentuk amalan dan perlindungan diri, membaca doa-doa yang diajarkan Nabi adalah bagian penting dalam mengamalkan keutamaan Bulan Safar. Salah satu doa yang sering dianjurkan dibaca pada bulan ini adalah:

“Allahumma inni a‘udzu bika min syarri hadza sy-syahri wa syarri ma fihi wa syarri ma ba‘dahu.”
(Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan bulan ini, keburukan yang ada di dalamnya, dan keburukan setelahnya.)

Doa ini bukan berarti mengakui adanya kesialan dalam bulan Safar, melainkan bentuk permohonan perlindungan dari segala keburukan di waktu apa pun. Justru, membaca doa ini menunjukkan pengamalan terhadap keutamaan Bulan Safar dengan bersandar hanya kepada Allah.

Selain itu, membaca dzikir pagi dan petang, serta memperbanyak shalawat, juga menjadi amalan yang mendekatkan diri kepada Allah. Ini merupakan bagian dari pemahaman yang benar tentang keutamaan Bulan Safar—bahwa keberkahan terletak pada kedekatan kita kepada Sang Pencipta.

Membaca Al-Fatihah, Ayat Kursi, dan tiga surah terakhir (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas) sebelum tidur juga menjadi amalan yang sangat dianjurkan di Bulan Safar maupun bulan-bulan lainnya sebagai bagian dari keutamaan Bulan Safar.

5. Menyikapi Bulan Safar dengan Bijak dan Penuh Keimanan

Sebagai umat Islam, penting bagi kita untuk menyikapi Bulan Safar secara bijak. Meninggalkan kepercayaan terhadap kesialan bulan ini dan menggantinya dengan keyakinan akan rahmat Allah adalah bentuk nyata dari keimanan. Inilah hakikat dari keutamaan Bulan Safar.

Dengan mengisi Bulan Safar dengan ibadah, doa, dan amalan kebaikan, kita tidak hanya menepis mitos dan tahayul, tetapi juga memperkuat akidah dan ketakwaan kepada Allah. Keutamaan Bulan Safar bukan tentang peristiwa magis atau angka-angka sial, tapi tentang seberapa kuat kita mengarahkan hati untuk taat kepada Allah.

Bulan Safar juga menjadi pengingat bahwa waktu terus berjalan, dan setiap bulan adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Jangan lewatkan keutamaan Bulan Safar dengan rasa takut yang tak berdasar, tetapi sambutlah ia dengan semangat beribadah dan keyakinan kepada takdir Allah.

Akhirnya, keutamaan Bulan Safar akan terasa dalam kehidupan jika kita memaknainya sebagai ladang amal dan introspeksi diri. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua untuk mengisinya dengan kebaikan.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ