Kakek Nabi Muhammad: Abdul Muthalib dan Perjuangannya Menjaga Kabah
Kakek Nabi Muhammad: Abdul Muthalib dan Perjuangannya Menjaga Kabah
02/10/2024 | Humas BAZNASAbdul Muthalib, kakek dari Nabi Muhammad SAW, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam. Namanya tak hanya dikenang sebagai sosok yang terkait langsung dengan Rasulullah, tetapi juga sebagai pemimpin suku Quraisy yang bijaksana, tangguh, dan berpengaruh dalam menjaga kehormatan Ka'bah. Perjuangannya untuk melindungi tempat suci tersebut dari ancaman pasukan Abrahah menjadi salah satu peristiwa yang paling dikenang. Artikel ini akan mengulas tentang silsilah Abdul Muthalib, kisahnya sebagai pemimpin Quraisy, serta dedikasinya dalam menjaga Ka'bah.
Silsilah Kakek Nabi Muhammad, Abdul Muthalib dan Awal Kehidupannya
Abdul Muthalib lahir dengan nama asli Syaibah bin Hasyim. Nama "Syaibah" berarti "berambut putih," yang diambil dari garis putih yang terdapat di rambutnya sejak kecil. Ia lahir pada tahun 497 M di Yatsrib (sekarang Madinah), anak dari Hasyim bin Abdu Manaf dan Salmah binti Amr. Syaibah dibesarkan oleh ibunya di Madinah, namun saat usianya sekitar delapan tahun, pamannya, Muthalib bin Abdu Manaf, datang untuk membawanya ke Makkah.
Pada awalnya, Salmah, ibu Syaibah, enggan melepaskannya, namun Muthalib meyakinkan bahwa kehidupan di Makkah akan lebih baik untuk masa depannya. Akhirnya, Salmah mengizinkan anaknya pergi, dan Syaibah pindah ke Makkah bersama pamannya. Ketika tiba di Makkah, banyak orang mengira Syaibah adalah budak Muthalib karena cara penampilannya yang sederhana. Oleh karena itu, mereka mulai memanggilnya "Abdul Muthalib," yang berarti "hamba Muthalib." Meskipun awalnya nama ini memiliki konotasi budak, seiring waktu, Abdul Muthalib menerima nama tersebut sebagai bagian dari identitasnya.
Kakek Nabi Muhammad, Abdul Muthalib Menjadi Pemimpin Quraisy
Setelah pindah ke Makkah, Abdul Muthalib tidak hanya mendapatkan perhatian khusus dari pamannya, tetapi juga menjadi figur yang dihormati oleh masyarakat Quraisy. Ketika Muthalib meninggal, Abdul Muthalib mewarisi posisi sebagai pemimpin suku Quraisy dan menjadi penjaga Ka'bah. Ia dikenal sebagai sosok yang adil dan bijaksana, dengan berbagai keputusan strategis yang melindungi kehormatan kota Makkah serta masyarakatnya.
Salah satu peristiwa besar dalam masa kepemimpinannya adalah penggalian kembali sumur Zamzam, yang telah lama tertimbun dan hilang jejaknya. Dalam sebuah mimpi, Abdul Muthalib mendapatkan petunjuk tentang lokasi sumur tersebut. Setelah menggali di tempat yang ditunjukkan dalam mimpinya, ia menemukan kembali sumber air suci yang hingga kini menjadi salah satu bagian penting dalam ibadah haji dan umrah.
Kakek Nabi Muhammad dan Peristiwa Tahun Gajah
Tahun Gajah (570 M) adalah peristiwa penting yang sangat terkait dengan perjuangan Abdul Muthalib. Pada tahun ini, pasukan Abrahah dari Yaman berencana untuk menghancurkan Ka'bah dengan pasukan gajahnya. Abrahah ingin memindahkan pusat ibadah ke Yaman dengan membangun sebuah gereja besar di sana. Ketika rencana ini tidak berhasil menarik perhatian, ia memutuskan untuk menghancurkan Ka'bah sebagai simbol perlawanan terhadap pusat keagamaan di Makkah.
Ketika pasukan Abrahah tiba di dekat Makkah, mereka mulai merampas harta benda milik penduduk, termasuk 200 unta milik Abdul Muthalib. Abdul Muthalib kemudian bertemu dengan Abrahah dan hanya meminta agar untanya dikembalikan. Abrahah terkejut mendengar permintaan itu karena mengira Abdul Muthalib akan meminta perlindungan bagi Ka'bah. Namun, Abdul Muthalib dengan tegas menjawab, "Aku adalah pemilik unta-unta ini, sedangkan Ka'bah memiliki pemiliknya sendiri, yaitu Allah, yang akan melindunginya."
Benar saja, pasukan Abrahah mengalami kehancuran tanpa campur tangan manusia. Allah SWT mengirimkan burung-burung yang membawa batu panas untuk menghancurkan pasukan gajah tersebut. Peristiwa ini menjadi tanda kebesaran Allah dan mukjizat yang menunjukkan betapa Ka'bah dilindungi oleh Yang Maha Kuasa.
Wafat dan Pemakaman Abdul Muthalib, Kakek Nabi Muhammad
Abdul Muthalib wafat pada tahun 578 M. Sebagian besar sejarawan sepakat bahwa usianya sekitar 80 tahun saat wafat, meskipun ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa ia lebih tua dari itu. Ia dimakamkan di Jannatul Mualla, sebuah pemakaman bersejarah di Makkah yang juga menjadi tempat peristirahatan anggota keluarga Nabi Muhammad SAW. Warisan Abdul Muthalib sebagai pemimpin suku Quraisy dan penjaga Ka'bah tetap dikenang hingga kini.
Dalam sejarah Islam, Abdul Muthalib adalah contoh figur yang kokoh dalam mempertahankan nilai-nilai keadilan, keberanian, dan keyakinan terhadap kekuasaan Allah SWT. Perannya dalam menjaga Ka'bah, menghadapi ancaman Abrahah, serta membimbing masyarakat Quraisy menjadi bagian penting dari sejarah yang terus diceritakan dalam tradisi Islam.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.