Jenis-Jenis Zakat yang Belum Banyak Orang Ketahui dan Cara Menghitungnya

Jenis-Jenis Zakat yang Belum Banyak Orang Ketahui dan Cara Menghitungnya

Jenis-Jenis Zakat yang Belum Banyak Orang Ketahui dan Cara Menghitungnya

22/08/2025 | Humas BAZNAS

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang telah memenuhi syarat. Kewajiban ini bukan hanya ibadah vertikal kepada Allah SWT, tetapi juga memiliki dimensi sosial untuk membantu sesama. Sayangnya, banyak umat Islam yang hanya mengenal zakat fitrah dan zakat mal, padahal ada beberapa jenis zakat lain yang juga penting untuk diketahui. Artikel ini akan membahas berbagai jenis zakat yang jarang diperhatikan, beserta cara menghitungnya agar umat Islam semakin paham dan mampu melaksanakannya dengan baik.

1. Jenis Zakat dalam Islam: Lebih dari Sekadar Zakat Fitrah dan Zakat Mal

Ketika membicarakan tentang zakat, kebanyakan orang hanya terpikir pada zakat fitrah yang dikeluarkan setiap bulan Ramadan. Padahal, Islam memiliki beberapa jenis zakat lain yang memiliki peranan besar dalam kehidupan umat. Memahami perbedaan dan ketentuan dari masing-masing jenis zakat akan membantu kita melaksanakan ibadah ini dengan benar.

Pertama, ada zakat fitrah yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim, baik laki-laki, perempuan, dewasa maupun anak-anak. Zakat ini dikeluarkan menjelang Idulfitri sebagai bentuk penyucian diri. Inilah salah satu jenis zakat yang paling dikenal luas oleh masyarakat.

Kedua, terdapat zakat mal yang berkaitan dengan harta kekayaan. Zakat ini meliputi hasil perdagangan, emas, perak, investasi, maupun tabungan yang telah mencapai nisab dan haul. Banyak umat Islam hanya mengetahui garis besar jenis zakat ini tanpa memahami rinciannya, padahal zakat mal mencakup banyak aspek kehidupan ekonomi.

Selain dua jenis tersebut, masih ada zakat hasil pertanian, zakat ternak, hingga zakat profesi yang dalam praktiknya sering diabaikan. Mengetahui berbagai jenis zakat tersebut akan membuat kita lebih berhati-hati dalam mengelola harta dan memastikan kewajiban kepada Allah SWT sudah terpenuhi.

Para ulama menekankan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban, melainkan sarana membersihkan harta. Karena itu, penting bagi setiap muslim untuk memahami detail dari setiap jenis zakat agar tidak meninggalkan kewajiban dengan sengaja maupun karena ketidaktahuan.

Dengan memahami ragam jenis zakat, umat Islam akan menyadari bahwa zakat tidak terbatas pada satu bentuk saja. Hal ini akan memperluas kesadaran dalam berbagi, meningkatkan solidaritas sosial, serta memperkuat ukhuwah di tengah masyarakat.

2. Zakat Fitrah: Jenis Zakat yang Paling Umum Dikenal

Zakat fitrah adalah salah satu jenis zakat yang wajib ditunaikan setiap muslim di bulan Ramadan sebelum shalat Idulfitri. Zakat ini bertujuan untuk menyucikan jiwa, menghapus kekurangan dalam ibadah puasa, serta membantu fakir miskin agar ikut merasakan kebahagiaan di hari raya.

Ketentuan zakat fitrah adalah setiap jiwa muslim wajib mengeluarkan makanan pokok di daerah masing-masing, setara dengan 1 sha’ (sekitar 2,5 kg – 3 kg beras di Indonesia). Inilah yang membedakan zakat fitrah dengan jenis zakat lainnya, karena zakat ini tidak dihitung dari harta kekayaan, tetapi dari kewajiban setiap individu muslim.

Banyak yang belum memahami bahwa zakat fitrah bukan hanya sekadar formalitas, melainkan ibadah yang memiliki hikmah sosial yang besar. Dengan melaksanakan jenis zakat ini, umat Islam tidak hanya menunaikan kewajiban, tetapi juga memperkuat rasa kepedulian antar sesama.

Cara menghitung zakat fitrah cukup sederhana, yaitu dengan menyesuaikan jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan. Jika dalam satu rumah tangga ada lima orang, maka zakat fitrah yang dikeluarkan adalah lima kali takaran 1 sha’. Pengetahuan tentang perhitungan ini sangat penting agar pelaksanaan jenis zakat ini tidak keliru.

Selain berupa makanan pokok, sebagian ulama juga membolehkan zakat fitrah dikeluarkan dalam bentuk uang yang senilai dengan makanan pokok tersebut. Hal ini memudahkan distribusi dan membuat manfaat dari jenis zakat ini semakin terasa.

3. Zakat Mal: Jenis Zakat yang Menyentuh Kekayaan Harta

Selain zakat fitrah, zakat mal merupakan jenis zakat yang wajib ditunaikan oleh setiap muslim yang memiliki harta melebihi nisab dan haul. Zakat ini meliputi berbagai bentuk harta, mulai dari emas, perak, tabungan, investasi, hingga penghasilan dari usaha perdagangan.

Ketentuan zakat mal berbeda dengan zakat fitrah. Jika zakat fitrah dihitung per jiwa, zakat mal dihitung berdasarkan nilai harta yang dimiliki. Syarat utamanya adalah harta tersebut sudah mencapai nisab (batas minimum) dan telah dimiliki selama satu tahun penuh (haul). Inilah yang membuat jenis zakat ini lebih kompleks dalam perhitungannya.

Misalnya, nisab emas adalah 85 gram. Jika seorang muslim memiliki emas atau tabungan yang nilainya setara dengan 85 gram emas dan disimpan selama setahun, maka wajib dikeluarkan zakat sebesar 2,5%. Pemahaman detail seperti ini sangat penting agar tidak salah dalam menunaikan jenis zakat yang satu ini.

Zakat mal juga mencakup zakat perdagangan. Apabila seorang pedagang memiliki modal usaha yang berkembang dan keuntungan yang terus berputar, maka ia berkewajiban mengeluarkan zakat sebesar 2,5?ri total harta yang dimiliki setelah dikurangi hutang. Hal ini menunjukkan bahwa jenis zakat ini sangat relevan dalam dunia bisnis modern.

Dengan menunaikan zakat mal, seorang muslim tidak hanya membersihkan hartanya, tetapi juga ikut menjaga keseimbangan ekonomi masyarakat. Karena itu, pemahaman tentang jenis zakat ini perlu terus disosialisasikan agar lebih banyak umat yang sadar dan melaksanakannya dengan baik.

4. Jenis Zakat yang Jarang Diketahui: Pertanian, Ternak, dan Profesi

Selain zakat fitrah dan zakat mal, masih ada beberapa jenis zakat lain yang jarang diketahui masyarakat. Salah satunya adalah zakat hasil pertanian. Setiap muslim yang memiliki hasil panen, seperti padi, jagung, atau kurma, wajib mengeluarkan zakat jika hasil panen mencapai nisab, yaitu sekitar 653 kg gabah atau 520 kg beras.

Zakat ternak juga merupakan jenis zakat yang diatur dalam syariat Islam. Bagi muslim yang memiliki hewan ternak seperti unta, sapi, atau kambing dalam jumlah tertentu, zakat wajib dikeluarkan sesuai ketentuan syariat. Misalnya, untuk 40 ekor kambing wajib dikeluarkan 1 ekor kambing sebagai zakat.

Selain itu, ada zakat profesi atau zakat penghasilan. Jenis ini muncul sebagai ijtihad ulama kontemporer untuk menyesuaikan dengan kondisi modern. Setiap muslim yang memiliki penghasilan tetap, seperti gaji bulanan, dianjurkan mengeluarkan 2,5?ri penghasilannya jika sudah mencapai nisab. Zakat profesi menjadi jenis zakat yang semakin relevan di era sekarang.

Zakat hasil tambang dan zakat rikaz (barang temuan) juga termasuk dalam jenis zakat yang sering terlewat. Zakat rikaz misalnya, diwajibkan sebesar 20?ri harta temuan yang bernilai. Hal ini menunjukkan betapa luas cakupan zakat dalam Islam.

Dengan memahami berbagai macam jenis zakat ini, umat Islam bisa lebih berhati-hati dalam mengelola hartanya. Jangan sampai ada harta yang wajib dizakati tetapi terabaikan karena ketidaktahuan.

5. Cara Menghitung Jenis Zakat agar Tepat dan Tidak Salah

Mengetahui jenis zakat saja tidak cukup, umat Islam juga perlu memahami cara menghitungnya agar ibadah ini sah dan sesuai dengan syariat. Kesalahan dalam perhitungan dapat membuat zakat tidak sah atau manfaatnya berkurang.

Untuk zakat fitrah, cara menghitungnya sederhana, yakni dengan jumlah anggota keluarga dikalikan dengan takaran 1 sha’. Jika 1 sha’ beras setara Rp45.000 dan anggota keluarga ada 4 orang, maka zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah Rp180.000. Pengetahuan ini membuat pelaksanaan jenis zakat ini lebih mudah.

Sedangkan zakat mal memerlukan perhitungan lebih teliti. Jika seseorang memiliki tabungan senilai Rp100.000.000 selama setahun, maka nisabnya sudah terpenuhi. Ia wajib mengeluarkan 2,5% atau Rp2.500.000 sebagai zakat. Inilah bentuk pengamalan dari jenis zakat yang menyentuh kekayaan harta.

Untuk zakat pertanian, perhitungannya berbeda. Jika panen diairi oleh hujan, zakatnya adalah 10?ri hasil panen. Namun, jika diairi dengan biaya sendiri, zakatnya 5%. Perbedaan ini menunjukkan detail penting dalam menghitung jenis zakat.

Zakat profesi pun perlu dihitung dari gaji bulanan. Jika seseorang bergaji Rp10.000.000 dan sudah mencapai nisab, maka zakatnya adalah 2,5% atau Rp250.000 setiap bulan. Hal ini membuat jenis zakat ini lebih praktis jika ditunaikan secara rutin.

Dengan memahami cara menghitung semua jenis zakat, umat Islam akan lebih mudah dalam menunaikan kewajiban. Hal ini juga memastikan zakat tersalurkan dengan benar kepada yang berhak menerima.

Memahami Jenis Zakat untuk Menyempurnakan Ibadah

Zakat adalah ibadah yang memiliki dimensi sosial dan spiritual. Dengan memahami berbagai jenis zakat, seorang muslim bisa melaksanakan kewajiban dengan lebih sempurna. Mulai dari zakat fitrah, zakat mal, hingga zakat pertanian, ternak, profesi, dan rikaz, semuanya memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan sosial dan membersihkan harta.

Banyak orang hanya mengenal zakat fitrah dan zakat mal, padahal ada jenis zakat lain yang wajib dipahami. Dengan mengetahui cara menghitungnya, kita bisa memastikan ibadah ini tidak keliru dan benar-benar bermanfaat bagi mustahik.

Pada akhirnya, zakat bukan hanya tentang mengeluarkan sebagian harta, tetapi juga bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan kepedulian kepada sesama. Memahami dan menunaikan semua jenis zakat yang ada berarti kita telah berkontribusi dalam membangun masyarakat yang adil, sejahtera, dan penuh keberkahan.

Mari salurkan zakat terbaik Anda, melalui link berikut: Zakat BAZNAS

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ