Hukum Puasa Akhir Syakban: Bolehkah Dilakukan

Hukum Puasa Akhir Syakban: Bolehkah Dilakukan

Hukum Puasa Akhir Syakban: Bolehkah Dilakukan

11/02/2025 | Amat Setiawan | NOV

Puasa di bulan Sya'ban merupakan salah satu ibadah yang sering dilakukan oleh Rasulullah SAW. Namun, muncul pertanyaan di kalangan umat Islam mengenai hukum puasa akhir Sya'ban, yaitu puasa yang dilakukan mendekati awal Ramadan. Apakah hal tersebut diperbolehkan, atau justru dilarang? Dalam artikel ini, kita akan membahas pandangan syariat Islam berdasarkan hadist dan pendapat ulama tentang puasa di akhir bulan Sya'ban.

Keutamaan Puasa di Bulan Sya'ban

Bulan Sya'ban adalah bulan mulia yang datang sebelum bulan suci Ramadan. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadan, dan aku tidak pernah melihat beliau memperbanyak puasa seperti di bulan Sya'ban.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hukum puasa akhir Sya'ban menjadi perhatian khusus karena Rasulullah SAW sendiri memperbanyak puasa pada bulan ini. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa bulan Sya'ban adalah bulan di mana amal-amal manusia diangkat kepada Allah SWT. Oleh karena itu, beliau ingin saat amalnya diangkat, beliau berada dalam keadaan berpuasa.

Namun, ada perbedaan terkait hukum puasa di hari-hari terakhir bulan Sya'ban. Mari kita tinjau lebih jauh berdasarkan hadist-hadist dan pandangan ulama.

Hukum Puasa Akhir Sya'ban: Apa Kata Syariat?

Terkait hukum puasa akhir Sya'ban, ada beberapa hal penting yang harus dipahami oleh umat Islam:

1. Larangan Puasa Sehari atau Dua Hari Sebelum Ramadan

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Janganlah kalian mendahului Ramadan dengan berpuasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang telah terbiasa berpuasa, maka ia boleh berpuasa pada hari itu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadist ini, hukum puasa akhir Sya'ban adalah makruh jika dilakukan sehari atau dua hari sebelum Ramadan, kecuali bagi mereka yang memiliki kebiasaan puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis atau puasa Daud. Larangan ini bertujuan agar umat Islam dapat membedakan antara puasa sunnah di bulan Sya'ban dan puasa wajib di bulan Ramadan.

2. Puasa di Hari Syak

Hari Syak adalah hari yang meragukan, yaitu tanggal 30 Sya'ban ketika belum dipastikan apakah Ramadan sudah dimulai. Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa berpuasa pada hari yang diragukan (hari Syak), maka ia telah bermaksiat kepada Abul Qasim (Rasulullah SAW).” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i).

Dari hadist ini, ulama sepakat bahwa hukum puasa akhir Sya'ban pada hari Syak adalah haram, kecuali bagi mereka yang sudah memiliki kebiasaan puasa sunnah. Larangan ini bertujuan untuk menghindari kebingungan dalam menentukan awal Ramadan.

3. Puasa Sunnah yang Sudah Biasa Dilakukan

Rasulullah SAW memberikan pengecualian bagi mereka yang memiliki kebiasaan puasa sunnah. Dalam hal ini, hukum puasa akhir Sya'ban menjadi mubah atau diperbolehkan. Misalnya, seseorang yang selalu berpuasa pada hari Senin dan Kamis tetap boleh melakukannya meskipun hari tersebut jatuh sehari sebelum Ramadan.

4. Puasa Kaffarah atau Qadha

Jika seseorang memiliki utang puasa Ramadan sebelumnya atau ingin melaksanakan puasa kaffarah, maka hukum puasa akhir Sya'ban dalam konteks ini diperbolehkan. Bahkan, para ulama menganjurkan untuk segera melunasi utang puasa sebelum datangnya Ramadan berikutnya.

5. Niat dan Tujuan Puasa

Penting untuk memastikan niat dalam menjalankan puasa akhir Sya'ban. Jika niatnya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah dan bukan untuk mendahului Ramadan, maka hukum puasa akhir Sya'ban dapat diterima sesuai syariat.

Hikmah di Balik Larangan Puasa Akhir Sya'ban

Syariat Islam memberikan larangan tertentu terkait hukum puasa akhir Sya'ban untuk menjaga kejelasan antara puasa sunnah dan puasa wajib. Selain itu, larangan ini juga memiliki hikmah, di antaranya:

1. Membedakan Antara Sya'ban dan Ramadan

Larangan puasa mendekati Ramadan bertujuan untuk memastikan bahwa umat Islam tidak mencampuradukkan puasa sunnah di bulan Sya'ban dengan puasa wajib Ramadan.

2. Persiapan Fisik untuk Ramadan

Dengan tidak berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadan, umat Islam diberikan waktu untuk mempersiapkan fisik agar dapat menjalankan puasa Ramadan dengan lebih maksimal.

3. Menjaga Kesucian Niat

Larangan ini juga memastikan bahwa niat seseorang dalam menjalankan puasa tidak bercampur dengan keraguan atau tujuan yang tidak sesuai syariat.

4. Menghindari Perdebatan

Dengan memahami hukum puasa akhir Sya'ban, umat Islam dapat menghindari perdebatan atau kebingungan terkait pelaksanaan puasa di akhir bulan Sya'ban.

 

Berdasarkan pembahasan di atas, hukum puasa akhir Sya'ban tergantung pada konteksnya:

Makruh: Jika dilakukan sehari atau dua hari sebelum Ramadan tanpa alasan yang jelas.

Haram: Jika dilakukan pada hari Syak untuk mendahului Ramadan.

Mubah: Jika puasa dilakukan sebagai bagian dari kebiasaan sunnah yang rutin, seperti puasa Senin-Kamis.

Dianjurkan: Jika puasa dilakukan untuk membayar utang puasa Ramadan sebelumnya atau sebagai kaffarah.

 

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ