
Hikmah Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram yang Jarang Diketahui Umat Islam
Hikmah Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram yang Jarang Diketahui Umat Islam
30/06/2025 | Humas BAZNASBulan Muharram, sebagai bulan pembuka dalam kalender Islam, memiliki keistimewaan yang luar biasa bagi umat Muslim. Salah satu amalan yang sangat dianjurkan adalah Hikmah Menyantuni Anak Yatim, terutama pada tanggal 10 Muharram atau Hari Asyura. Menyantuni anak yatim bukan hanya sekadar tindakan kemanusiaan, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW. Artikel ini akan mengupas tuntas Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram dari berbagai sudut pandang, termasuk spiritual, sosial, dan psikologis, agar umat Islam dapat memahami betapa besar manfaat amalan ini.
Hikmah Spiritual Menyantuni Anak Yatim
Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Dalam Al-Qur’an, surah Ad-Duha ayat 9, Allah SWT berfirman, “Maka terhadap anak yatim, janganlah engkau berlaku sewenang-wenang.” Ayat ini menegaskan bahwa menyantuni anak yatim adalah perintah ilahi yang mendatangkan keberkahan. Hikmah Menyantuni Anak Yatim pada bulan Muharram, khususnya Hari Asyura, adalah kesempatan untuk mendapatkan pahala besar dan kedekatan dengan Allah SWT.
Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Saya dan orang yang mengurus anak yatim di surga seperti ini,” sambil merapatkan dua jari. Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram terletak pada janji kedekatan dengan Rasulullah SAW di surga. Amalan ini menjadi jalan untuk meraih rahmat Allah, terutama karena Muharram adalah bulan yang penuh keberkahan dan ampunan.
Hikmah Menyantuni Anak Yatim juga terkait dengan pengampunan dosa. Menurut kitab Tanbihul Ghafilin karya Abu Laits As-Samarqandi, mengusap kepala anak yatim pada Hari Asyura mendatangkan pahala besar, bahkan setiap helai rambut yang diusap dihitung sebagai kebaikan. Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram menjadi cara untuk membersihkan hati dari dosa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Menyantuni anak yatim pada bulan Muharram juga menjadi wujud syukur atas nikmat Allah SWT. Hari Asyura diperingati sebagai hari keselamatan Nabi Musa AS dari Firaun, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Bukhari. Dengan memahami Hikmah Menyantuni Anak Yatim, umat Islam diajak untuk mengekspresikan rasa syukur melalui perbuatan baik, seperti memberikan santunan atau kasih sayang kepada anak yatim.
Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram juga memperkuat keimanan. Dengan berbagi kebahagiaan kepada anak yatim, umat Islam belajar untuk mengutamakan keikhlasan dalam beramal. Amalan ini menjadi sarana untuk melatih hati agar senantiasa ikhlas dan penuh kasih sayang, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Hikmah Sosial Menyantuni Anak Yatim
Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram memiliki dampak sosial yang signifikan. Anak yatim sering kali berada dalam kondisi rentan, baik secara ekonomi maupun emosional. Dengan memberikan santunan pada Hikmah Menyantuni Anak Yatim, umat Islam membantu meringankan beban mereka, memberikan harapan, dan menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan harmonis.
Tradisi Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram, terutama pada Hari Asyura, memperkuat solidaritas umat Islam. Di Indonesia, banyak masjid dan yayasan yang mengadakan acara santunan anak yatim, seperti pemberian bantuan materi atau kegiatan kebersamaan. Hikmah Menyantuni Anak Yatim terlihat dari terjalinnya ukhuwah Islamiyah, di mana umat Islam saling mendukung dan berbagi kebahagiaan.
Hikmah Menyantuni Anak Yatim juga mengajarkan pentingnya kepekaan sosial. Dalam masyarakat yang penuh dengan tantangan, anak yatim sering kali membutuhkan perhatian ekstra. Dengan melibatkan diri dalam Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram, umat Islam dapat menumbuhkan empati dan kesadaran akan tanggung jawab sosial, sehingga tercipta komunitas yang saling peduli.
Menurut KH Sholeh Darat dalam kitab Lathaifut Thaharah wa Asrarus Shalah, Hikmah Menyantuni Anak Yatim pada Hari Asyura adalah mendatangkan kelapangan rezeki. Hadits riwayat At-Thabarani dan Al-Baihaqi menyebutkan bahwa melapangkan nafkah kepada keluarga dan anak yatim pada Hari Asyura dapat membawa berkah sepanjang tahun. Dengan demikian, amalan ini memiliki manfaat duniawi dan ukhrawi.
Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram juga membantu membangun generasi yang lebih baik. Dengan memberikan bantuan pendidikan atau kebutuhan dasar, anak yatim dapat memiliki kesempatan untuk berkembang dan berkontribusi bagi masyarakat. Hikmah Menyantuni Anak Yatim ini mencerminkan visi Islam untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera.
Hikmah Psikologis Menyantuni Anak Yatim
Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram juga memiliki dampak psikologis yang positif, baik bagi anak yatim maupun pelaku amalan. Bagi anak yatim, menerima kasih sayang, seperti usapan di kepala atau perhatian emosional, dapat mengurangi rasa kesepian dan trauma akibat kehilangan ayah. Hikmah Menyantuni Anak Yatim terletak pada kemampuan amalan ini untuk memberikan kehangatan dan rasa diterima dalam komunitas.
Bagi umat Islam yang melakukan Hikmah Menyantuni Anak Yatim, amalan ini dapat meningkatkan kebahagiaan batin. Penelitian psikologi menunjukkan bahwa berbagi dan membantu orang lain dapat meningkatkan hormon kebahagiaan, seperti dopamin dan serotonin. Dengan Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram, umat Islam dapat merasakan kepuasan batin dan ketenangan hati.
Hikmah Menyantuni Anak Yatim juga membantu anak yatim membangun rasa percaya diri. Ketika mereka merasa diperhatikan melalui santunan atau kegiatan kebersamaan pada Hikmah Menyantuni Anak Yatim, anak yatim dapat mengembangkan pandangan positif terhadap diri mereka sendiri dan masa depan mereka, yang sangat penting untuk perkembangan psikologis mereka.
Amalan seperti mengusap kepala anak yatim, sebagaimana dianjurkan dalam hadits riwayat Ibnu Asakir, memiliki efek psikologis yang mendalam. Hikmah Menyantuni Anak Yatim melalui tindakan sederhana ini dapat memberikan rasa aman dan dicintai, yang sangat dibutuhkan oleh anak yatim. Doa yang dibaca saat mengusap kepala, seperti “Jabara Allahu yatmaka wa ja’alaka khalafan min abik,” menambah dimensi spiritual pada manfaat psikologis ini.
Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram juga mengajarkan umat Islam untuk melatih empati. Dengan memahami kesulitan yang dihadapi anak yatim, umat Islam belajar untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain. Hikmah Menyantuni Anak Yatim ini membantu membentuk karakter yang lebih penyayang dan penuh kasih, sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.
Cara Menjalankan Hikmah Menyantuni Anak Yatim di Bulan Muharram
Hikmah Menyantuni Anak Yatim dapat diwujudkan melalui berbagai amalan sederhana namun penuh makna. Salah satu cara utama adalah memberikan santunan materi, seperti uang, pakaian, atau kebutuhan sekolah. Hikmah Menyantuni Anak Yatim melalui bantuan materi ini membantu memenuhi kebutuhan dasar anak yatim dan memberikan mereka kesempatan untuk berkembang.
Mengusap kepala anak yatim adalah amalan yang sangat dianjurkan pada Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram. Rasulullah SAW menganjurkan untuk mengusap kepala anak yatim dari arah belakang ke depan sambil membaca doa, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Asakir. Amalan ini tidak hanya mendatangkan pahala, tetapi juga memberikan kehangatan emosional kepada anak yatim.
Hikmah Menyantuni Anak Yatim juga dapat diwujudkan melalui kegiatan kebersamaan, seperti mengajak anak yatim makan bersama atau mengadakan acara keagamaan. Kegiatan ini memperkuat ikatan emosional dan membuat anak yatim merasa dihargai. Hikmah Menyantuni Anak Yatim melalui pendekatan ini membantu membangun hubungan yang bermakna dalam komunitas.
Berpuasa pada Hari Asyura adalah amalan pelengkap yang memperkuat Hikmah Menyantuni Anak Yatim. Dalam hadits riwayat Muslim, puasa Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu. Dengan menggabungkan puasa dan Hikmah Menyantuni Anak Yatim, umat Islam dapat memaksimalkan keberkahan bulan Muharram.
Memperbanyak sedekah dan silaturahmi juga menjadi bagian dari Hikmah Menyantuni Anak Yatim. Menurut hadits riwayat At-Thabarani, melapangkan nafkah pada Hari Asyura mendatangkan kelapangan rezeki. Dengan berbagi kepada anak yatim dan keluarga pada Hikmah Menyantuni Anak Yatim, umat Islam dapat meraih berkah dunia dan akhirat.
Sebagai penutup, Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram adalah amalan yang kaya akan makna dan manfaat. Dari sisi spiritual, amalan ini mendekatkan diri kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Dari sisi sosial, amalan ini memperkuat solidaritas umat Islam. Dari sisi psikologis, amalan ini membawa kebahagiaan bagi anak yatim dan pelaku kebaikan. Mari jadikan Hikmah Menyantuni Anak Yatim di bulan Muharram sebagai momentum untuk menebar kasih sayang dan meraih berkah Allah SWT. Semoga setiap kebaikan yang dilakukan menjadi jalan menuju surga-Nya.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
