Hari Anak Nasional: Saatnya Menjadi Orang Tua Asuh lewat Zakat

Hari Anak Nasional: Saatnya Menjadi Orang Tua Asuh lewat Zakat

Hari Anak Nasional: Saatnya Menjadi Orang Tua Asuh lewat Zakat

21/07/2025 | Humas BAZNAS

Setiap tanggal 23 Juli, Indonesia memperingati Hari Anak Nasional sebagai momentum untuk mengingatkan semua pihak, khususnya orang tua dan masyarakat, tentang pentingnya perlindungan, pemenuhan hak, dan masa depan anak-anak. Hari Anak Nasional bukan sekadar perayaan, tetapi refleksi tentang tanggung jawab bersama dalam membangun generasi penerus bangsa yang cerdas, berakhlak, dan berdaya saing.

Sebagai seorang muslim, memperingati Hari Anak Nasional memiliki makna mendalam. Anak adalah amanah dari Allah SWT yang harus dijaga, dididik, dan dibina. Rasulullah SAW sendiri sangat menaruh perhatian pada anak-anak, bahkan menjadikan mereka bagian dari doa dan kasih sayangnya. Dalam konteks sosial, Hari Anak Nasional menjadi panggilan untuk berbuat nyata bagi anak-anak, salah satunya dengan menjadi orang tua asuh melalui zakat.

Melalui artikel ini, kita akan membahas bagaimana Hari Anak Nasional menjadi kesempatan emas untuk menunaikan peran sosial sebagai orang tua asuh, khususnya dengan memanfaatkan zakat sebagai instrumen pemberdayaan dan perlindungan anak.

Makna Hari Anak Nasional dalam Perspektif Islam

Islam memandang anak sebagai karunia sekaligus amanah yang harus dijaga. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka...” (QS. At-Tahrim: 6). Ayat ini menegaskan pentingnya tanggung jawab terhadap anak, baik dalam hal pendidikan agama, moral, maupun kebutuhan hidup. Hari Anak Nasional menjadi momentum yang sangat tepat untuk mengingatkan kembali peran tersebut.

Dalam memperingati Hari Anak Nasional, umat Islam diingatkan untuk tidak hanya memikirkan anak-anak kandung sendiri, tetapi juga peduli terhadap anak-anak lain di sekitar yang membutuhkan perhatian dan uluran tangan. Anak-anak yatim, dhuafa, dan yang terlantar, sangat membutuhkan dukungan dari masyarakat. Di sinilah peran Hari Anak Nasional sebagai ajakan untuk berempati dan bertindak nyata.

Selain itu, Hari Anak Nasional juga mengajarkan bahwa anak-anak adalah investasi masa depan umat. Melalui perhatian dan dukungan yang tepat, mereka akan tumbuh menjadi generasi yang membawa manfaat bagi agama, bangsa, dan negara. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad).

Dalam Islam, zakat bukan hanya kewajiban, tetapi juga solusi sosial. Dengan zakat, kita dapat menjadi perantara kebahagiaan dan pemenuhan hak anak-anak yang membutuhkan. Maka, memperingati Hari Anak Nasional seharusnya menjadi motivasi untuk memperkuat kesadaran zakat, terutama zakat yang difokuskan pada pemberdayaan anak-anak yatim dan dhuafa.

Melalui Hari Anak Nasional, kita diajak untuk lebih peka, peduli, dan terlibat langsung dalam membangun masa depan anak-anak, baik dengan peran sebagai orang tua kandung, pendidik, maupun sebagai orang tua asuh melalui zakat.

Zakat sebagai Wujud Kepedulian pada Hari Anak Nasional

Zakat adalah rukun Islam yang memiliki dimensi sosial sangat kuat. Kewajiban menunaikan zakat tidak hanya sebatas ibadah kepada Allah, tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada sesama. Di tengah peringatan Hari Anak Nasional, zakat bisa menjadi sarana konkrit dalam menunaikan amanah kepedulian terhadap anak-anak Indonesia.

Melalui lembaga zakat, dana yang terkumpul dapat disalurkan untuk program-program yang berfokus pada pemberdayaan dan pendidikan anak-anak. Ini menjadikan zakat sebagai jembatan antara kepedulian umat dan kebutuhan anak-anak bangsa. Dengan demikian, Hari Anak Nasional menjadi momen yang sangat relevan untuk menggerakkan masyarakat menyalurkan zakatnya.

Hari Anak Nasional juga menjadi pengingat bahwa zakat mampu memberikan dampak berkelanjutan. Bukan hanya sekadar bantuan materi, tetapi juga mendukung program pendidikan, kesehatan, dan perlindungan anak-anak yatim dan dhuafa. Ini adalah implementasi nyata dari peran orang tua asuh yang dilakukan secara berjamaah melalui lembaga zakat.

Keterlibatan dalam zakat di Hari Anak Nasional bukan hanya tindakan sosial, tetapi juga ibadah yang berpahala besar. Rasulullah SAW bersabda, “Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini...” (HR. Bukhari). Hadits ini menegaskan kemuliaan menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yang membutuhkan.

Dengan memperingati Hari Anak Nasional, umat Islam diingatkan kembali untuk memanfaatkan zakat sebagai sarana menjadi orang tua asuh. Kegiatan ini tidak hanya mendatangkan manfaat dunia, tetapi juga menjadi investasi akhirat yang pahalanya terus mengalir.

Menjadi Orang Tua Asuh Lewat Zakat di Hari Anak Nasional

Menjadi orang tua asuh bukan berarti harus mengadopsi atau merawat langsung seorang anak. Dalam Islam, membantu dan menanggung kebutuhan anak yatim dan dhuafa melalui bantuan zakat juga sudah termasuk peran sebagai orang tua asuh. Hari Anak Nasional adalah momentum tepat untuk mewujudkan hal ini.

Melalui program-program zakat, seperti beasiswa pendidikan, santunan anak yatim, dan pembinaan karakter, kita dapat berperan aktif sebagai orang tua asuh. Ini adalah salah satu cara terbaik untuk merayakan Hari Anak Nasional dengan tindakan nyata yang berdampak positif bagi masa depan anak negeri.

Peran orang tua asuh lewat zakat di Hari Anak Nasional bisa dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari menyalurkan zakat profesi, zakat mal, hingga infak dan sedekah yang dikelola oleh lembaga resmi. Semua ini dapat menjadi sarana ibadah yang membawa kebahagiaan bagi anak-anak yang membutuhkan.

Lebih dari itu, Hari Anak Nasional menjadi saat yang tepat untuk mengedukasi masyarakat bahwa zakat bukan hanya kewajiban tahunan, tetapi bisa menjadi program rutin pemberdayaan anak-anak yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang.

Dengan semangat Hari Anak Nasional, mari kita jadikan zakat sebagai jalan untuk menguatkan peran kita sebagai orang tua asuh. Tidak harus menunggu kaya, karena setiap kebaikan yang diniatkan ikhlas karena Allah akan mendatangkan keberkahan.

Keberkahan Menjadi Orang Tua Asuh Melalui Zakat di Hari Anak Nasional

Allah SWT menjanjikan banyak keberkahan bagi mereka yang peduli terhadap anak-anak yatim dan dhuafa. Dengan memanfaatkan Hari Anak Nasional sebagai momentum berbagi, kita tidak hanya menolong anak-anak tersebut, tetapi juga membuka pintu rezeki dan keberkahan bagi diri sendiri.

Menjadi orang tua asuh lewat zakat di Hari Anak Nasional mengajarkan kita tentang arti kepedulian yang sesungguhnya. Ini adalah bentuk nyata bahwa kebahagiaan sejati terletak pada memberi, bukan menerima. Bahkan, Rasulullah SAW menyatakan bahwa sedekah itu tidak mengurangi harta, tetapi justru menambah keberkahan (HR. Muslim).

Melalui Hari Anak Nasional, kita diajak untuk memaknai kembali makna kepemilikan harta. Zakat bukan sekadar membersihkan harta, tetapi juga menyucikan jiwa. Dengan menyalurkan zakat untuk mendukung anak-anak yang membutuhkan, kita menjaga diri dari sifat kikir dan cinta dunia yang berlebihan.

Keberkahan yang didapat dari menjadi orang tua asuh lewat zakat di Hari Anak Nasional juga dirasakan oleh keluarga. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang peduli terhadap sesama akan lebih mudah diajarkan tentang pentingnya empati, kasih sayang, dan tanggung jawab sosial.

Dengan menjadikan Hari Anak Nasional sebagai titik awal keterlibatan dalam program zakat, kita ikut membangun peradaban yang berlandaskan kasih sayang dan kepedulian. Inilah nilai utama dari Islam yang harus terus digaungkan di tengah masyarakat.

Hari Anak Nasional sebagai Momentum Memperkuat Kepedulian Lewat Zakat

Hari Anak Nasional bukan hanya peringatan tahunan yang bersifat seremonial. Bagi umat Islam, ini adalah saat yang tepat untuk memperkuat komitmen sosial dan ibadah melalui zakat. Dengan menjadi orang tua asuh lewat zakat, kita tidak hanya memenuhi kewajiban sebagai muslim, tetapi juga menjadi bagian dari solusi atas berbagai persoalan anak-anak bangsa.

Setiap rupiah zakat yang disalurkan untuk anak-anak yatim dan dhuafa menjadi cahaya yang menerangi masa depan mereka. Hari Anak Nasional menjadi panggilan untuk kita semua agar tidak tinggal diam, tetapi turut serta dalam gerakan peduli anak negeri.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barangsiapa menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan satu kesulitan darinya di hari kiamat.” (HR. Muslim). Maka, mari kita manfaatkan Hari Anak Nasional untuk berbuat baik, menjadi orang tua asuh, dan menyalurkan zakat dengan niat tulus karena Allah SWT.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ