
Hadits Berkurban yang Menjelaskan Hukum dan Keutamaannya
Hadits Berkurban yang Menjelaskan Hukum dan Keutamaannya
23/05/2025 | Ikky Vanindy | NOVIbadah kurban merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam, khususnya saat Hari Raya Idul Adha. Landasan hukum dan keutamaannya dijelaskan dalam berbagai hadits berkurban yang diriwayatkan oleh para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Artikel ini akan membahas secara lengkap dan mudah dipahami mengenai hadits berkurban, bagaimana hukum pelaksanaannya, keutamaannya, dan hikmah yang terkandung di dalamnya.
Landasan Hukum Kurban Berdasarkan Hadits
Dalam Islam, salah satu sumber hukum selain Al-Qur'an adalah hadits. Hadits berkurban menjadi acuan penting dalam memahami kewajiban serta anjuran berkurban. Sebagaimana dalam hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Majah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa yang memiliki kelapangan (rezeki) dan tidak berkurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami."
Dalam hadits tersebut, terlihat jelas bahwa hadits berkurban memberikan peringatan keras kepada orang yang mampu tetapi enggan melaksanakan kurban. Ini menunjukkan betapa pentingnya berkurban bagi umat Islam.
Selain itu, hadits berkurban yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa Rasulullah SAW sendiri senantiasa menyembelih hewan kurban setiap tahun sebagai bentuk ibadah dan keteladanan bagi umatnya.
Para ulama menjadikan hadits berkurban sebagai dalil untuk menegaskan bahwa ibadah kurban termasuk sunnah muakkadah, yakni sunnah yang sangat dianjurkan. Bahkan sebagian ulama Hanafi berpendapat bahwa kurban hukumnya wajib bagi yang mampu.
Melalui berbagai hadits berkurban inilah kita memahami bahwa perintah kurban bukan hanya budaya, tapi ibadah yang penuh dengan hikmah dan nilai keikhlasan.
Keutamaan Berkurban Menurut Hadits
Banyak hadits berkurban yang menyebutkan keutamaan berkurban bagi umat Islam. Salah satunya adalah hadits riwayat Tirmidzi, yang menyebutkan bahwa bagi setiap helai bulu hewan kurban, akan diberikan satu kebaikan (pahala).
Keutamaan ini menunjukkan betapa besar pahala dari ibadah kurban. Dalam hadits berkurban lainnya disebutkan bahwa kurban adalah bentuk pendekatan diri kepada Allah SWT yang paling dicintai pada hari raya Idul Adha.
Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada suatu amalan anak Adam yang paling dicintai oleh Allah pada hari Nahr (Idul Adha) selain menyembelih kurban.” (HR. Tirmidzi). Hadits ini memperkuat bahwa hadits berkurban menjadi motivasi utama bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah kurban.
Dalam hadits berkurban lainnya juga disebutkan bahwa daging dan darah hewan kurban tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan dari pelakunya. (QS. Al-Hajj: 37 yang dijelaskan melalui hadits Nabi). Ini memperlihatkan bahwa tujuan kurban bukan hanya pada proses fisik, tetapi pada keikhlasan dan ketaatan hamba kepada Tuhannya.
Oleh karena itu, memahami hadits berkurban secara menyeluruh sangat penting agar ibadah kurban yang dilakukan tidak hanya sah secara syariat, tetapi juga diterima oleh Allah SWT sebagai bentuk ketakwaan.
Hikmah dan Filosofi Kurban dalam Hadits
Selain hukum dan keutamaannya, hadits berkurban juga mengandung hikmah mendalam yang bisa dijadikan renungan. Kurban bukan semata-mata penyembelihan hewan, melainkan latihan spiritual untuk menumbuhkan empati, solidaritas sosial, dan kepatuhan kepada perintah Allah.
Dalam hadits berkurban dijelaskan bahwa setiap tetesan darah hewan kurban akan menjadi saksi bagi pelakunya di akhirat. Ini menunjukkan bahwa kurban adalah amalan yang berdampak pada kehidupan akhirat.
Rasulullah SAW juga mencontohkan dalam hadits berkurban bahwa beliau menyembelih dua kambing besar yang bertanduk dengan tangan beliau sendiri dan mengucapkan basmalah serta takbir. Hal ini memberikan teladan langsung bagi umat Islam tentang pentingnya melibatkan diri secara langsung dalam pelaksanaan kurban.
Hikmah lain dari hadits berkurban adalah sebagai bentuk pengingat akan peristiwa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang dengan penuh keikhlasan menjalankan perintah Allah. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an dan dijelaskan lebih lanjut dalam hadits-hadits shahih.
Dengan memahami filosofi dari hadits berkurban, umat Islam diajak untuk tidak sekadar menyembelih hewan, tetapi juga menyembelih ego, hawa nafsu, dan kesombongan demi mencapai keridhaan Allah SWT.
Hadits Berkurban dan Dampaknya Sosial
Salah satu aspek penting yang dijelaskan dalam hadits berkurban adalah sisi sosialnya. Ibadah kurban bukan hanya ritual individu, tapi memiliki dampak langsung terhadap masyarakat, khususnya kaum fakir miskin.
Dalam hadits berkurban disebutkan bahwa daging kurban dibagi menjadi tiga bagian: untuk keluarga, untuk kerabat dan tetangga, serta untuk kaum fakir miskin. Ini menunjukkan bahwa kurban merupakan sarana distribusi kebaikan dan keadilan sosial.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits berkurban bahwa beliau menganjurkan pembagian daging secara merata agar semua lapisan masyarakat dapat merasakan nikmatnya Hari Raya Idul Adha.
Melalui hadits berkurban, kita belajar bahwa ibadah ini juga mengajarkan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah, kebersamaan, dan kepedulian.
Oleh karena itu, sangat penting memahami konteks sosial yang terkandung dalam hadits berkurban.
Selain itu, dampak sosial dari kurban juga menjadi pengingat bagi umat Islam agar tidak melupakan kewajiban berbagi dan membantu sesama. Dalam konteks ini, berkurban menjadi salah satu bentuk implementasi dari ajaran Islam rahmatan lil 'alamin.
Setelah memahami berbagai hadits berkurban, sudah sepatutnya umat Islam menjadikan ibadah ini sebagai amalan tahunan yang dilakukan dengan penuh keikhlasan. Selain menyembelih hewan kurban, kita juga dianjurkan untuk memperluas manfaatnya melalui sedekah.
Salah satu cara efektif adalah dengan menyalurkan sedekah dan kurban melalui lembaga resmi seperti Baznas RI. Dengan berdonasi di website resmi baznas.go.id, kita bisa memastikan bahwa hewan kurban atau sedekah kita sampai kepada yang benar-benar membutuhkan.
Mengamalkan isi dari hadits berkurban bukan hanya tentang menyembelih hewan, tetapi juga tentang menyebarkan manfaat, membantu sesama, dan membentuk masyarakat yang peduli. Melalui platform Baznas RI, kita dapat menjadikan kurban sebagai sarana amal jariyah yang pahalanya terus mengalir.
Dengan demikian, mari jadikan momentum Idul Adha sebagai sarana untuk mengamalkan isi dari hadits berkurban dengan sepenuh hati. Karena hadits berkurban tidak hanya memberi petunjuk, tetapi juga menjadi motivasi dan pencerah hati bagi umat Islam.
BAZNAS memberi kemudahan untuk masyarakat yang ingin berkurban. Caranya mudah, Anda bisa mengunjungi link Kurban BAZNAS lalu ikuti petunjuknya.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
