Cara Membayar Fidyah dengan Beras: Takaran dan Tata Caranya

Cara Membayar Fidyah dengan Beras: Takaran dan Tata Caranya

Cara Membayar Fidyah dengan Beras: Takaran dan Tata Caranya

30/03/2025 | Nova Fauzia | NOV

Puasa Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang telah memenuhi syarat. Namun, dalam kondisi tertentu, ada orang-orang yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa, seperti orang tua renta, ibu hamil dan menyusui, atau penderita penyakit kronis. Islam memberikan solusi bagi mereka dengan membayar fidyah sebagai ganti puasa yang ditinggalkan. 

Salah satu metode yang umum digunakan adalah dengan memberikan makanan pokok kepada fakir miskin. Oleh karena itu, banyak yang bertanya tentang cara membayar fidyah dengan beras sesuai dengan syariat Islam. Artikel ini akan membahas secara rinci takaran fidyah yang harus dibayarkan serta tata cara penyalurannya.

Apa Itu Fidyah dan Siapa yang Wajib Membayarnya?

Fidyah dalam bahasa Arab berarti “tebusan”. Dalam konteks Islam, fidyah adalah kompensasi yang wajib diberikan oleh mereka yang tidak mampu berpuasa dan tidak dapat menggantinya dengan qadha.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an :

“Dan bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan orang miskin.” (QS. Al-Baqarah: 184)

Berdasarkan ayat ini, beberapa golongan yang diwajibkan membayar fidyah antara lain : 

  1. Orang tua lanjut usia yang tidak mampu berpuasa.

  2. Orang sakit kronis yang tidak memiliki harapan untuk sembuh.

  3. Ibu hamil atau menyusui yang tidak berpuasa karena khawatir terhadap kesehatan janin atau bayinya.

  4. Orang yang meninggal dunia dalam keadaan masih memiliki utang puasa dan keluarganya ingin membayarkan fidyah atas namanya.

Karena salah satu metode yang dianjurkan dalam Islam adalah memberikan makanan pokok, maka banyak yang memilih cara membayar fidyah dengan beras sebagai solusi praktis dan sesuai syariat.

Takaran Beras untuk Membayar Fidyah

Dalam menentukan cara membayar fidyah dengan beras, penting untuk memahami takaran yang sesuai dengan ketentuan Islam.

  1. Takaran Fidyah Menurut Mazhab

Para ulama berbeda pendapat mengenai jumlah beras yang harus dibayarkan untuk satu hari puasa yang ditinggalkan : 

  • Mazhab Syafi’i dan Hambali: 1 mud (sekitar 675 gram atau 0,75 liter beras).

  • Mazhab Hanafi: ½ sha' (sekitar 1,5 kg atau 2,2 liter beras).

  • Mazhab Maliki: 1 mud jika hanya meninggalkan puasa, tetapi jika juga khawatir terhadap janin/bayi, wajib ½ sha’.

  1. Pedoman dari Lembaga Zakat di Indonesia

Lembaga zakat seperti BAZNAS biasanya menggunakan standar 1,5 kg beras per hari puasa yang ditinggalkan. Oleh karena itu, jika seseorang meninggalkan puasa selama 30 hari, maka jumlah fidyah yang harus dibayarkan adalah : 

  • 30 hari x 1,5 kg = 45 kg beras.

Mengingat adanya perbedaan pendapat, sebaiknya fidyah diberikan sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat dan mengikuti arahan lembaga zakat terpercaya.

Cara Membayar Fidyah dengan Beras yang Benar

Setelah mengetahui takaran fidyah, berikut adalah cara membayar fidyah dengan beras sesuai dengan tuntunan Islam : 

  1. Menghitung Jumlah Fidyah yang Harus Dibayarkan

  • Pastikan jumlah hari puasa yang ditinggalkan.

  • Gunakan takaran beras sesuai dengan pendapat ulama atau ketentuan lembaga zakat.

  1. Membaca Niat Saat Membayar Fidyah

Dalam Islam, niat adalah hal yang sangat penting. Berikut niat membayar fidyah:

“Saya berniat membayar fidyah untuk puasa Ramadhan yang telah saya tinggalkan sebanyak (jumlah hari) hari, dengan memberikan beras ini kepada fakir miskin karena Allah SWT.”

Niat bisa dibaca dalam hati saat hendak menyerahkan fidyah kepada penerima.

  1. Menentukan Penerima Fidyah

  • Fidyah harus diberikan kepada fakir miskin yang benar-benar membutuhkan.

  • Tidak boleh diberikan kepada keluarga terdekat yang masih menjadi tanggungan.

  1. Memberikan Fidyah Secara Langsung atau Melalui Lembaga Zakat

  • Langsung : Beras diberikan secara langsung kepada fakir miskin sesuai jumlah hari yang ditinggalkan.

  • Melalui lembaga zakat : Jika tidak bisa membagikan sendiri, fidyah bisa diserahkan ke lembaga zakat yang akan menyalurkannya dengan tepat.

  1. Menyegerakan Pembayaran Fidyah

  • Fidyah sebaiknya dibayarkan sesegera mungkin setelah Ramadhan dan sebelum datangnya Ramadhan berikutnya.

Dengan mengikuti cara membayar fidyah dengan beras ini, seseorang dapat menunaikan kewajibannya dengan benar dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.




Keutamaan Membayar Fidyah dengan Beras

Selain sebagai kewajiban, membayar fidyah juga memiliki beberapa keutamaan:

  1. Menjalankan Perintah Allah SWT

Membayar fidyah adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah yang dijelaskan dalam Al-Qur’an.

  1. Membantu Sesama

Dengan membayar fidyah dalam bentuk beras, kita turut membantu fakir miskin mendapatkan makanan yang mereka butuhkan.

  1. Menghapus Dosa dan Mendapat Pahala

Membayar fidyah dengan ikhlas dapat menghapus dosa dan menjadi amal kebajikan.

  1. Mendapat Ketenangan Hati

Menunaikan fidyah sesuai aturan Islam akan memberikan ketenangan dan keberkahan dalam hidup.

Fidyah adalah kewajiban bagi mereka yang tidak bisa berpuasa dan tidak dapat menggantinya dengan qadha. Salah satu metode pembayaran fidyah yang banyak digunakan adalah dengan memberikan beras kepada fakir miskin. Untuk menunaikan kewajiban ini, penting memahami cara membayar fidyah dengan beras sesuai takaran yang dianjurkan oleh para ulama dan lembaga zakat. 

Pembayaran fidyah harus dilakukan dengan niat yang benar, diberikan kepada orang yang berhak, dan disalurkan melalui cara yang sesuai dengan ajaran Islam. Semoga artikel ini membantu dalam memahami cara membayar fidyah dengan beras agar dapat menunaikan ibadah dengan baik dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Anda bisa menyalurkan fidyah melalui BAZNAS, caranya cukup mudah dengan mengklik link berikut BAZNAS lalu ikuti petunjuknya.

 

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ