
Bulan Safar: Sejarah dan Makna Penting dalam Islam
Bulan Safar: Sejarah dan Makna Penting dalam Islam
08/08/2024 | Humas BAZNASBulan Safar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriyah, sistem penanggalan Islam yang berdasarkan pergerakan bulan. Meskipun sering dikaitkan dengan mitos dan takhayul di masa lalu, bulan ini memiliki sejarah dan makna yang penting dalam Islam.
Nama "Safar" sendiri berasal dari kata bahasa Arab yang berarti "kosong" atau "mengosongkan," yang mencerminkan tradisi masyarakat Arab pada masa sebelum Islam yang meninggalkan rumah mereka untuk bepergian atau memulai selama bulan ini.
Secara historis, sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab pra-Islam memiliki berbagai keyakinan dan tradisi yang berkaitan dengan bulan Safar. Salah satunya adalah anggapan bahwa bulan ini membawa kesialan. Mereka percaya bahwa bulan Safar penuh dengan mara bahaya, sehingga banyak orang yang menghindari melakukan aktivitas penting, seperti pernikahan atau memulai usaha baru.
Namun, ketika Islam datang, Nabi Muhammad Saw berusaha untuk menghilangkan keyakinan-keyakinan takhayul ini. Beliau menekankan bahwa tidak ada bulan, hari, atau waktu tertentu yang memiliki pengaruh buruk atau baik secara intrinsik. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, “Tidak ada kesialan dalam Safar,” yang berarti bahwa keyakinan masyarakat pra-Islam tentang kesialan di bulan ini tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam.
Dalam konteks Islam, setiap bulan Hijriyah, termasuk Safar, memiliki makna dan pesan spiritual yang penting. Salah satu peristiwa penting yang terjadi di bulan Safar adalah Perang Al-Abwa atau Waddan, yang merupakan salah satu pertempuran pertama yang dipimpin oleh Nabi Muhammad setelah hijrah ke Madinah. Meskipun pertempuran ini tidak menghasilkan pertempuran fisik besar, namun ia menandai dimulainya upaya pertahanan Islam yang lebih terorganisir.
Selain itu, meskipun banyak tradisi lokal dan budaya yang mengaitkan bulan Safar dengan kesialan, dalam Islam, tidak ada larangan untuk melaksanakan pernikahan, memulai usaha, atau kegiatan lainnya pada bulan ini. Islam menekankan bahwa segala sesuatu terjadi atas izin Allah, dan tidak ada bulan atau hari tertentu yang membawa nasib buruk.
Bulan Safar juga dapat dijadikan waktu untuk merenungkan dan memperkuat iman. Ini adalah saat yang baik untuk mengingatkan diri sendiri bahwa keyakinan kepada Allah adalah yang terpenting, dan bahwa semua bentuk takhayul dan kepercayaan yang tidak berlandaskan ajaran Islam harus dihindari. Sebagai umat Islam, kita diajarkan untuk selalu bergantung kepada Allah dalam segala hal, dan tidak membiarkan takhayul atau kepercayaan yang tidak berdasar mempengaruhi keputusan atau perilaku kita.
Bulan Safar, seperti halnya bulan-bulan lainnya dalam kalender Hijriyah, memiliki tempat dan makna yang penting dalam sejarah dan kehidupan spiritual umat Islam. Meskipun terdapat banyak keyakinan yang tidak berdasar terkait dengan bulan ini, ajaran Islam yang sejati mengajak umatnya untuk menjauhi takhayul dan lebih mengandalkan iman serta tawakal kepada Allah. Dengan pemahaman yang benar, bulan Safar dapat menjadi waktu untuk memperkuat keyakinan kita, memperbanyak amal sholeh, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan hidup dengan penuh keimanan.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
