Bil Hikmah: Makna dan Penerapan dalam Dakwah

Bil Hikmah: Makna dan Penerapan dalam Dakwah

Bil Hikmah: Makna dan Penerapan dalam Dakwah

15/10/2025 | Humas BAZNAS

Dakwah merupakan kewajiban setiap muslim untuk mengajak sesama menuju jalan kebenaran dan ketaatan kepada Allah SWT. Namun, dalam proses menyampaikan kebenaran itu, Islam mengajarkan agar dilakukan dengan cara yang santun dan penuh kebijaksanaan. Inilah yang disebut dengan Bil Hikmah. Konsep Bil Hikmah menjadi fondasi penting dalam dakwah Islam agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh hati dan pikiran manusia. Melalui Bil Hikmah, dakwah bukan hanya sekadar menyampaikan, tetapi juga membimbing dengan penuh kasih dan kebijaksanaan.

 


 

Makna Bil Hikmah dalam Dakwah

 

Secara bahasa, Bil Hikmah berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, yaitu bi yang berarti “dengan” dan hikmah yang berarti “kebijaksanaan”. Dalam konteks dakwah, Bil Hikmah berarti menyeru kepada kebaikan dan kebenaran dengan penuh kebijaksanaan, pemahaman yang mendalam, dan cara yang sesuai dengan situasi serta kondisi pendengar. Allah SWT menegaskan hal ini dalam Al-Qur’an:

 

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik..." (QS. An-Nahl <16>: 125).

 

Ayat ini menjadi dasar utama bagi setiap dai untuk memahami bahwa dakwah tidak boleh dilakukan dengan paksaan atau emosi, tetapi dengan Bil Hikmah. Artinya, dalam berdakwah, seorang muslim perlu memahami karakter audiens, situasi sosial, serta cara terbaik agar pesan Islam diterima dengan lapang dada.

 

Bil Hikmah juga mencakup kemampuan seseorang untuk menempatkan sesuatu pada tempatnya. Dalam Islam, kebijaksanaan bukan hanya soal kecerdasan intelektual, melainkan juga kecerdasan spiritual dan emosional. Seorang dai yang berdakwah Bil Hikmah akan menggunakan kata-kata yang lembut, bahasa yang mudah dipahami, serta pendekatan yang relevan dengan kebutuhan umat.

 

Selain itu, makna Bil Hikmah juga menuntut adanya ilmu dan adab. Orang yang tidak memiliki ilmu tidak akan mampu berdakwah dengan hikmah karena ia tidak mengetahui kebenaran secara utuh. Begitu pula tanpa adab, dakwah akan kehilangan sentuhan spiritual yang dapat menembus hati. Oleh karena itu, Bil Hikmah menjadi pilar utama agar dakwah tidak hanya informatif, tetapi juga transformatif.

 

Dalam kehidupan sehari-hari, Bil Hikmah dapat diartikan sebagai cara berpikir dan bertindak yang matang, tidak tergesa-gesa dalam menilai, serta selalu mempertimbangkan akibat dari setiap perkataan dan tindakan. Inilah yang membuat dakwah dengan Bil Hikmah menjadi lebih efektif dan menenangkan bagi siapa pun yang mendengarnya.

 


 

Prinsip-Prinsip Dakwah Bil Hikmah

 

Dalam Islam, terdapat beberapa prinsip yang menjadi dasar pelaksanaan dakwah Bil Hikmah. Prinsip-prinsip ini penting dipahami agar dakwah berjalan sesuai tuntunan syariat dan dapat memberikan dampak positif bagi umat.

 

Pertama, prinsip keilmuan. Dakwah Bil Hikmah harus berlandaskan ilmu. Seorang dai tidak boleh berbicara tentang agama tanpa dasar yang jelas. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa berkata tentang Al-Qur’an tanpa ilmu, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di neraka.” (HR. Tirmidzi). Ini menunjukkan bahwa Bil Hikmah menuntut seorang dai untuk memiliki pemahaman yang benar agar pesan yang disampaikan tidak menyesatkan.

 

Kedua, prinsip kelembutan. Dalam Bil Hikmah, kelembutan menjadi kunci agar dakwah dapat diterima. Allah SWT bahkan memerintahkan Nabi Musa AS untuk berbicara dengan lembut kepada Firaun yang begitu zalim, sebagaimana disebut dalam QS. Thaha <20>: 44, “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” Jika kepada Firaun saja diperintahkan lembut, maka apalagi kepada sesama muslim.

 

Ketiga, prinsip kesabaran. Dakwah Bil Hikmah tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa. Kadang, pesan dakwah baru diterima setelah waktu yang panjang. Nabi Muhammad SAW sendiri berdakwah dengan sabar selama lebih dari 20 tahun, menghadapi penolakan, ejekan, dan tekanan. Bil Hikmah mengajarkan agar seorang dai tetap sabar dan tidak mudah marah ketika menghadapi perbedaan atau penolakan.

 

Keempat, prinsip keikhlasan. Bil Hikmah tidak akan bermakna tanpa niat yang tulus. Dakwah bukan untuk mencari pengakuan atau keuntungan duniawi, tetapi semata-mata karena Allah SWT. Keikhlasan membuat dakwah Bil Hikmah terasa menyejukkan dan penuh ketenangan.

 

Kelima, prinsip menyesuaikan dengan kondisi mad’u (objek dakwah). Bil Hikmah berarti memahami siapa yang diajak bicara. Kepada orang awam, bahasa dakwah harus sederhana. Kepada orang berilmu, dakwah bisa lebih mendalam. Dengan cara ini, Bil Hikmah memastikan bahwa pesan Islam disampaikan dengan tepat sasaran.

 


 

Contoh Penerapan Bil Hikmah dalam Kehidupan

 

Konsep Bil Hikmah tidak hanya berlaku dalam konteks dakwah formal seperti khutbah atau ceramah, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Setiap muslim dapat menerapkan Bil Hikmah dalam cara berbicara, bersikap, maupun menyelesaikan perbedaan pendapat.

 

Contohnya, ketika seorang anak ingin menasihati orang tuanya, maka ia harus melakukannya dengan Bil Hikmah — penuh hormat, lembut, dan tidak menyinggung perasaan. Allah SWT mencontohkan hal ini dalam nasihat Luqman kepada anaknya, di mana beliau mengajarkan kebenaran dengan cara yang santun dan penuh kasih sayang.

 

Dalam lingkungan kerja, Bil Hikmah dapat diterapkan ketika menyampaikan kritik atau saran. Seorang muslim yang berdakwah dengan Bil Hikmah tidak akan menegur dengan kasar, melainkan memilih kata-kata yang membangun agar pesan diterima dengan lapang dada.

 

Selain itu, di dunia digital yang penuh perdebatan, Bil Hikmah sangat relevan. Banyak orang ingin menyebarkan kebenaran, tetapi tanpa hikmah, kebenaran itu justru menjadi sumber pertengkaran. Seorang muslim yang memahami Bil Hikmah akan berhati-hati dalam memilih kata dan cara menyampaikan pendapat di media sosial, agar tidak menimbulkan fitnah atau permusuhan.

 

Contoh nyata penerapan Bil Hikmah juga bisa kita lihat dari dakwah Rasulullah SAW. Beliau tidak pernah marah meskipun dihina, dilempari, atau ditolak. Justru dengan kelembutan dan kesabaran, banyak orang yang akhirnya masuk Islam. Inilah bukti nyata kekuatan Bil Hikmah dalam mengubah hati manusia.

 

Dengan demikian, Bil Hikmah bukan hanya konsep dakwah, melainkan juga pedoman hidup. Setiap interaksi sosial dapat menjadi ladang dakwah jika dilakukan dengan Bil Hikmah — menebarkan kebaikan dengan cara yang bijak dan beradab.

 


 

Manfaat Dakwah Bil Hikmah bagi Umat

 

Dakwah yang dilakukan dengan Bil Hikmah memberikan banyak manfaat, baik bagi pendakwah maupun bagi masyarakat yang menerima pesan Islam.

 

Pertama, Bil Hikmah membuat dakwah lebih mudah diterima. Karena dilakukan dengan kelembutan dan kesantunan, pesan yang disampaikan akan menyentuh hati pendengar. Dakwah yang keras dan menghakimi justru bisa menimbulkan jarak dan penolakan.

 

Kedua, Bil Hikmah menjaga persatuan umat. Dalam situasi yang sering diwarnai perbedaan pendapat, Bil Hikmah membantu mencegah perpecahan. Dengan kebijaksanaan, seorang muslim mampu menyampaikan pandangan tanpa menyinggung pihak lain.

 

Ketiga, Bil Hikmah membentuk karakter pendakwah yang berakhlak mulia. Dakwah bukan hanya soal berbicara, tetapi juga teladan. Dengan Bil Hikmah, pendakwah akan belajar bersabar, berlapang dada, dan berfikir jernih sebelum bertindak.

 

Keempat, Bil Hikmah memberikan ketenangan dalam berdakwah. Pendakwah tidak akan mudah kecewa ketika pesannya belum diterima, karena ia sadar bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan dengan cara terbaik, sementara hidayah datang dari Allah SWT.

 

Kelima, Bil Hikmah memperkuat citra Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin. Dakwah yang dilakukan dengan bijak dan penuh kasih sayang mencerminkan keindahan Islam yang sesungguhnya, yaitu agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam.

 


 

 

Dalam era modern yang penuh dinamika dan perbedaan, dakwah dengan Bil Hikmah menjadi semakin penting. Banyak orang yang haus akan kebenaran, tetapi cara penyampaian yang salah bisa membuat mereka menjauh. Karena itu, Bil Hikmah menjadi kunci agar dakwah tetap relevan, lembut, dan menyentuh hati.

 

Seorang muslim hendaknya memahami bahwa Bil Hikmah bukan sekadar strategi, tetapi cerminan akhlak dan keimanan. Dengan Bil Hikmah, setiap kata dan tindakan menjadi sarana dakwah yang menyejukkan. Melalui pendekatan yang bijak dan penuh kasih sayang, umat Islam dapat menyebarkan kebaikan secara damai dan berkelanjutan.

 

Maka, marilah kita meneladani Rasulullah SAW dalam berdakwah Bil Hikmah — menyeru kepada kebaikan dengan ilmu, kesabaran, dan kelembutan. Sebab, dengan Bil Hikmah, Islam akan terus bersinar sebagai cahaya petunjuk bagi seluruh umat manusia.

 

 

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ