
Beriman Kepada Qada dan Qadar: Pengertian, Contoh, dan Hikmahnya
Beriman Kepada Qada dan Qadar: Pengertian, Contoh, dan Hikmahnya
12/09/2025 | Humas BAZNASDalam Islam, beriman kepada qada dan qadar merupakan salah satu rukun iman yang wajib diyakini setiap muslim. Keimanan ini menunjukkan keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, baik itu kehidupan, rezeki, kebahagiaan, maupun ujian, semuanya telah ditetapkan oleh Allah SWT. Pemahaman ini bukan hanya sekadar teori, tetapi juga menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Sebagai seorang muslim, meyakini dan beriman kepada qada dan qadar memberikan ketenangan hati. Kita percaya bahwa setiap kejadian, baik yang kita sukai maupun tidak, adalah bagian dari rencana Allah yang penuh hikmah. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami makna, contoh, serta hikmah dari keimanan terhadap qada dan qadar ini.
Artikel ini akan mengulas secara lengkap mengenai beriman kepada qada dan qadar, mulai dari pengertian, contoh penerapannya dalam kehidupan, hingga hikmah yang dapat dipetik.
Pengertian Beriman Kepada Qada dan Qadar
Beriman kepada qada dan qadar berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Qada secara bahasa berarti ketetapan, sementara qadar berarti ukuran atau takdir. Dalam Islam, qada dan qadar merujuk pada kepastian Allah terhadap segala hal yang ada di alam semesta sesuai dengan kehendak-Nya.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”
(QS. Al-Qamar: 49)
Ayat ini menegaskan bahwa setiap hal yang terjadi, sekecil apa pun, berada dalam pengaturan Allah. Dengan demikian, beriman kepada qada dan qadar merupakan bukti ketundukan seorang muslim terhadap kekuasaan Allah SWT.
Para ulama membagi iman kepada qada dan qadar menjadi empat tingkatan:
-
Ilmu Allah – Allah mengetahui segala sesuatu yang terjadi.
-
Pencatatan – Segala sesuatu telah tercatat di Lauhul Mahfuzh.
-
Kehendak Allah – Segala yang terjadi tidak lepas dari izin dan kehendak Allah.
-
Penciptaan – Allah menciptakan semua yang ada, termasuk takdir manusia.
Dengan memahami tingkatan ini, seorang muslim akan semakin kuat dalam beriman kepada qada dan qadar, serta menyadari bahwa hidupnya berada dalam pengawasan Allah.
Contoh Beriman Kepada Qada dan Qadar dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat banyak contoh nyata tentang bagaimana seorang muslim dapat menerapkan beriman kepada qada dan qadar. Misalnya, ketika seseorang mendapatkan rezeki yang melimpah, ia harus yakin bahwa rezeki tersebut adalah ketetapan Allah. Begitu pula ketika ia menghadapi musibah, ia harus sabar dan menyadari bahwa hal itu juga merupakan bagian dari takdir.
Contoh lainnya adalah dalam urusan jodoh. Sering kali seseorang berusaha mencari pasangan yang terbaik, namun pada akhirnya, jodoh tetap berada dalam ketetapan Allah. Dengan beriman kepada qada dan qadar, seorang muslim akan menerima keputusan Allah dengan lapang dada, meskipun hasilnya tidak sesuai dengan keinginan pribadi.
Dalam bidang pekerjaan, ada kalanya seseorang berusaha keras namun hasilnya belum maksimal. Seorang muslim yang beriman kepada qada dan qadar akan tetap berusaha sambil menyandarkan hasilnya kepada Allah. Ia tidak akan mudah putus asa karena yakin bahwa segala sesuatu sudah ditetapkan oleh Allah dengan penuh hikmah.
Selain itu, contoh beriman kepada qada dan qadar juga terlihat ketika seseorang sakit. Ia tetap berobat dan berusaha sembuh, namun hatinya yakin bahwa kesembuhan datang dari Allah. Sikap ini menunjukkan keseimbangan antara ikhtiar dan tawakal.
Dengan begitu, beriman kepada qada dan qadar menjadikan seorang muslim selalu berusaha sebaik mungkin, namun tetap menerima hasil dengan ikhlas sebagai takdir Allah SWT.
Hikmah Beriman Kepada Qada dan Qadar
Banyak hikmah yang dapat dipetik dari beriman kepada qada dan qadar. Pertama, seorang muslim akan memiliki ketenangan batin. Ia tidak akan terlalu berlebihan dalam kesedihan atau kebahagiaan, karena menyadari bahwa semua datang dari Allah.
Kedua, beriman kepada qada dan qadar menumbuhkan sikap sabar dan tawakal. Ketika menghadapi ujian, ia tidak mudah putus asa. Sebaliknya, ketika mendapat nikmat, ia tidak lupa bersyukur.
Ketiga, keimanan ini membuat seorang muslim memiliki semangat untuk berusaha. Meskipun takdir Allah telah ditetapkan, Islam tetap mengajarkan ikhtiar. Rasulullah SAW bersabda:
“Bersemangatlah terhadap sesuatu yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah.”
(HR. Muslim)
Hadis ini menegaskan bahwa beriman kepada qada dan qadar tidak boleh menjadikan seseorang pasif, melainkan mendorongnya untuk terus berusaha.
Keempat, hikmah lainnya adalah munculnya sikap ridha terhadap ketentuan Allah. Dengan beriman kepada qada dan qadar, seorang muslim tidak akan iri terhadap orang lain, karena yakin bahwa setiap orang memiliki bagian takdir masing-masing.
Kelima, beriman kepada qada dan qadar juga melatih hati untuk senantiasa mengingat Allah. Ketika seseorang menyadari bahwa hidupnya sudah diatur oleh Allah, maka ia akan semakin dekat kepada-Nya.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa beriman kepada qada dan qadar adalah salah satu pilar penting dalam keimanan seorang muslim. Keimanan ini bukan hanya teori, tetapi juga harus diwujudkan dalam sikap sehari-hari, baik dalam menerima nikmat maupun menghadapi musibah.
Dengan beriman kepada qada dan qadar, seorang muslim akan memiliki ketenangan jiwa, sikap sabar, tawakal, serta ridha terhadap semua ketentuan Allah. Keimanan ini juga mendorong umat Islam untuk tetap berusaha dan tidak mudah berputus asa.
Oleh karena itu, mari kita tingkatkan pemahaman dan pengamalan dalam beriman kepada qada dan qadar, agar hidup kita senantiasa berada dalam bimbingan Allah SWT.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
