Adab Makan dalam Islam: Etika Rasulullah yang Patut Diteladani

Adab Makan dalam Islam: Etika Rasulullah yang Patut Diteladani

Adab Makan dalam Islam: Etika Rasulullah yang Patut Diteladani

24/07/2025 | Humas BAZNAS

Dalam kehidupan sehari-hari, makan bukan hanya sekadar aktivitas untuk mengisi perut. Bagi seorang Muslim, adab makan dalam Islam merupakan bagian penting dari ibadah dan mencerminkan ketaatan kepada ajaran Rasulullah SAW. Makan dengan cara yang benar tidak hanya membawa berkah, tetapi juga menumbuhkan rasa syukur serta menumbuhkan nilai-nilai moral dalam diri seseorang.

Pertanyaan seputar bagaimana seharusnya seorang Muslim bersikap saat makan sering kali muncul, terutama di era modern ketika kebiasaan makan cepat dan sembarangan sudah menjadi budaya. Maka, mempelajari dan mengamalkan adab makan dalam Islam menjadi sangat penting agar makanan yang kita konsumsi tidak hanya halal dan baik, tetapi juga diberkahi oleh Allah SWT.

Makna Penting Adab Makan dalam Islam

Memahami adab makan dalam Islam bukan sekadar soal etika meja makan, tetapi bagian dari keimanan. Islam tidak membiarkan umatnya hidup tanpa aturan, bahkan dalam perkara makan pun ada panduan yang sangat jelas dan detail dari Rasulullah SAW.

Pertama, adab makan dalam Islam mencakup niat yang benar sebelum makan. Seorang Muslim dianjurkan untuk berniat makan sebagai bentuk ibadah agar tubuh kuat dalam beramal. Makan bukan hanya untuk memenuhi nafsu, tetapi sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah dengan menjaga tubuh agar tetap sehat dan produktif dalam kebaikan.

Kedua, membaca basmalah sebelum makan merupakan adab makan dalam Islam yang utama. Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia menyebut nama Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim). Menyebut nama Allah sebelum makan menjadi pembeda antara kebiasaan Muslim dan non-Muslim.

Ketiga, adab makan dalam Islam juga mengatur posisi makan. Rasulullah SAW biasa makan dalam keadaan duduk di lantai, tidak bersandar, dan dalam porsi yang cukup. Beliau bersabda, “Aku tidak makan sambil bersandar.” (HR. Bukhari). Hal ini menunjukkan kerendahan hati dan pengendalian diri saat makan.

Keempat, dalam adab makan dalam Islam, seseorang dianjurkan untuk makan dengan tangan kanan. Dalam hadis disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya.” (HR. Muslim). Ini bukan sekadar budaya, tetapi sunnah yang memiliki nilai spiritual.

Kelima, pentingnya mengunyah makanan dengan baik, tidak terburu-buru, dan tidak mencela makanan juga termasuk dalam adab makan dalam Islam. Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan. Jika beliau suka, beliau makan; jika tidak suka, beliau tinggalkan. Ini adalah pelajaran akhlak dan rasa syukur yang perlu kita tiru.

Tuntunan Rasulullah SAW dalam Adab Makan

Rasulullah SAW telah memberikan contoh nyata dalam adab makan dalam Islam melalui perilaku sehari-hari. Beliau bukan hanya mengajarkan dengan kata-kata, tetapi langsung melalui perbuatan yang terekam dalam banyak hadis sahih.

Pertama, Rasulullah SAW mengajarkan untuk tidak makan secara berlebihan. Dalam sebuah hadis beliau bersabda, “Tidak ada wadah yang diisi oleh anak Adam yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya.” (HR. Tirmidzi). Ini menunjukkan bahwa adab makan dalam Islam sangat menekankan pada moderasi.

Kedua, Rasulullah SAW menganjurkan makan bersama sebagai bentuk keberkahan. Beliau bersabda, “Berkumpullah kalian untuk makan, karena dalam makan bersama itu ada keberkahan.” (HR. Abu Dawud). Maka, adab makan dalam Islam tidak hanya mencakup diri sendiri, tetapi juga memperhatikan kebersamaan dan kasih sayang sesama.

Ketiga, membasuh tangan sebelum dan sesudah makan juga termasuk adab makan dalam Islam yang sering dilakukan Rasulullah. Hal ini tidak hanya menjaga kebersihan, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai higienis yang diajarkan Islam jauh sebelum ilmu kedokteran modern mengenalnya.

Keempat, dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW makan dari sisi makanan yang dekat, tidak mengambil dari bagian tengah atau bagian orang lain. Ini merupakan bagian dari adab makan dalam Islam yang menekankan sopan santun dan tidak tamak terhadap makanan.

Kelima, ketika selesai makan, Rasulullah SAW mengajarkan doa sebagai bentuk syukur. Salah satu doa yang diajarkan adalah: “Alhamdulillahilladzi ath’amani hadza wa rozaqanihi min ghairi haulin minni wa la quwwah.” Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan ini dan memberikannya rezeki kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku.” Ini memperkuat pentingnya adab makan dalam Islam dalam menanamkan rasa syukur.

Manfaat Mengamalkan Adab Makan dalam Islam
Mengamalkan adab makan dalam Islam bukan hanya berdampak pada pahala, tetapi juga memiliki manfaat psikologis, sosial, dan kesehatan yang besar. Setiap perilaku yang dicontohkan Rasulullah SAW selalu membawa kebaikan, baik di dunia maupun akhirat.

Pertama, adab makan dalam Islam mendidik umat agar memiliki kedisiplinan dan kontrol diri. Makan dengan tertib dan sesuai aturan melatih seseorang untuk tidak rakus dan tamak terhadap nikmat dunia, serta menghindari sifat boros.

Kedua, dengan mengikuti adab makan dalam Islam, kita menjaga tubuh tetap sehat. Sunnah-sunnah Rasulullah seperti makan secukupnya, mengunyah dengan baik, dan menghindari makan sambil berdiri, telah terbukti secara ilmiah membantu kerja pencernaan.

Ketiga, adab makan dalam Islam juga menciptakan harmoni dalam keluarga dan masyarakat. Kebiasaan makan bersama, saling berbagi makanan, dan menjaga sopan santun di meja makan menjadikan suasana makan sebagai waktu berkumpul yang penuh berkah.

Keempat, anak-anak yang diajarkan adab makan dalam Islam sejak dini akan tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak. Mereka belajar menghargai nikmat Allah, menghormati orang tua saat makan, serta memiliki rasa empati kepada orang lain yang kurang beruntung.

Kelima, mengamalkan adab makan dalam Islam juga menjauhkan kita dari perbuatan yang sia-sia. Makan menjadi ibadah ketika dilakukan dengan niat yang benar dan cara yang sesuai syariat, sehingga setiap suapan menjadi bagian dari pahala yang berkesinambungan.

Kesalahan Umum yang Bertentangan dengan Adab Makan dalam Islam

Sayangnya, banyak kebiasaan makan modern saat ini yang bertentangan dengan adab makan dalam Islam. Tanpa disadari, umat Islam sering meniru gaya makan yang tidak sesuai dengan sunnah dan bahkan menjurus pada perilaku yang dilarang.

Pertama, makan sambil berdiri atau berjalan merupakan kebiasaan yang banyak terjadi, padahal bertentangan dengan adab makan dalam Islam. Rasulullah SAW tidak makan sambil berdiri, dan beliau menganjurkan untuk makan dengan tenang agar tubuh fokus mencerna.

Kedua, mengonsumsi makanan secara berlebihan atau "makan sampai kenyang" sering dianggap wajar. Padahal, adab makan dalam Islam mengajarkan untuk mengisi perut sepertiga makanan, sepertiga air, dan sepertiga udara, sesuai sabda Nabi dalam hadis riwayat Tirmidzi.

Ketiga, meninggalkan doa sebelum dan sesudah makan adalah kesalahan yang sering dilakukan. Dalam adab makan dalam Islam, membaca basmalah dan doa setelah makan sangat ditekankan karena menunjukkan rasa syukur atas nikmat Allah.

Keempat, mencela makanan atau membanding-bandingkan rasa makanan adalah kebiasaan yang bertentangan dengan adab makan dalam Islam. Rasulullah SAW tidak pernah mencela makanan, dan ini menunjukkan sikap qana’ah atau menerima apa yang diberikan Allah.

Kelima, makan sendiri tanpa memedulikan orang lain juga menjadi kebiasaan yang merusak nilai adab makan dalam Islam. Islam menganjurkan untuk berbagi, dan dalam Al-Qur’an, Allah memuji orang yang memberikan makan kepada sesama meskipun ia sendiri membutuhkan (QS. Al-Insan: 8-9).

Meneladani Rasulullah Melalui Adab Makan dalam Islam

Sebagai umat Rasulullah SAW, sudah semestinya kita meneladani seluruh aspek kehidupannya, termasuk adab makan dalam Islam. Makan bukan hanya kegiatan jasmani, tetapi juga spiritual yang memiliki pengaruh besar terhadap akhlak dan keimanan.

Pertama, adab makan dalam Islam mengajarkan kita untuk makan dengan penuh rasa syukur, sopan santun, dan dalam batas kewajaran. Hal ini menjadikan aktivitas makan sebagai ibadah yang berpahala.

Kedua, dengan membiasakan diri mengikuti adab makan dalam Islam, kita akan memiliki tubuh yang sehat, akhlak yang mulia, serta kehidupan sosial yang harmonis. Sunnah Nabi SAW adalah petunjuk terbaik dalam segala aspek, termasuk saat makan.

Ketiga, jangan remehkan adab-adab kecil seperti membaca doa, makan dengan tangan kanan, atau duduk saat makan. Justru dari hal-hal kecil seperti inilah keimanan dan ketakwaan seseorang dibentuk. Maka, marilah kita hidupkan kembali adab makan dalam Islam di tengah keluarga dan masyarakat kita.

Semoga tulisan ini menjadi pengingat dan motivasi bagi kita semua untuk senantiasa meneladani Rasulullah SAW dalam segala hal, termasuk dalam adab makan dalam Islam. Dengan demikian, makan menjadi tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga menyempurnakan iman dan mendapatkan keberkahan.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2025 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ