
77 Cabang Iman: Mengurai Tingkatan dan Bentuk Keimanan dalam Islam
77 Cabang Iman: Mengurai Tingkatan dan Bentuk Keimanan dalam Islam
04/09/2025 | Humas BAZNASDalam ajaran Islam, 77 Cabang Iman adalah konsep yang penting untuk memahami keluasan dan kedalaman iman seorang Muslim. Iman bukan sekadar keyakinan di dalam hati, melainkan juga ucapan dan perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim, “Iman itu memiliki lebih dari enam puluh atau tujuh puluh cabang, yang paling tinggi adalah ucapan laa ilaaha illallah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu adalah salah satu cabang iman.”
Dari hadis tersebut, para ulama kemudian merumuskan secara lebih rinci tentang 77 Cabang Iman, yang mencakup berbagai aspek kehidupan seorang Muslim, mulai dari hubungan dengan Allah, hubungan dengan sesama manusia, hingga akhlak dan amal perbuatan. Konsep ini memberikan gambaran jelas bahwa iman bukan sesuatu yang statis, melainkan dinamis dan terus berkembang melalui amal saleh.
Artikel ini akan mengurai lebih dalam tentang 77 Cabang Iman, membahas pengertian, pembagian, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari agar umat Islam dapat menjadikannya sebagai panduan dalam memperkokoh keimanan.
Pengertian dan Dasar Hadis tentang 77 Cabang Iman
Pembahasan tentang 77 Cabang Iman berangkat dari hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam Muslim, di mana beliau menjelaskan bahwa iman memiliki banyak cabang atau tingkatan. Para ulama, seperti Imam al-Baihaqi dalam kitab Syu’ab al-Iman, berusaha merinci cabang-cabang iman tersebut hingga mencapai jumlah 77.
Konsep 77 Cabang Iman ini menekankan bahwa iman bukan hanya terkait dengan keyakinan batin, tetapi juga mencakup ucapan dan perbuatan. Seorang Muslim yang beriman harus menunjukkan bukti imannya dalam kehidupan nyata, bukan hanya mengaku beriman dengan lisan.
Keistimewaan dari 77 Cabang Iman adalah bahwa ia mencakup aspek ibadah kepada Allah, seperti shalat, zakat, dan puasa, sekaligus mencakup aspek sosial, seperti berbuat baik kepada orang tua, membantu sesama, hingga menyingkirkan gangguan dari jalan. Dengan demikian, konsep ini membuktikan bahwa Islam adalah agama yang menyeluruh (kaffah), mencakup seluruh dimensi kehidupan.
Mengetahui 77 Cabang Iman menjadi penting bagi setiap Muslim agar bisa menilai sejauh mana kualitas imannya. Semakin banyak cabang iman yang diamalkan, semakin kuat pula iman seseorang di hadapan Allah SWT.
Dirangkum dari buku Filsafat Iman dan Filsafat Ilmu Manajemen karya Mansur Chadi Mursid, berikut adalah 77 cabang iman yang dimaksud.
1. Iman kepada Allah.
2. Iman kepada malaikat Allah.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah.
4. Iman kepada rasul-rasul Allah.
5. Iman kepada takdir baik dan takdir buruk Allah.
6. Iman kepada hari akhir (kiamat).
7. Iman kepada kebangkitan setelah kematian.
8. Iman bahwa manusia akan dikumpulkan di Yaumul Mahsyar setelah hari kebangkitan.
9. Iman bahwa orang mukmin akan tinggal di surga dan orang kafir akan tinggal di neraka.
10. Cinta kepada Allah.
11. Takut terhadap siksa Allah dengan menjauhi larangan-Nya.
12. Mengharap rahmat Allah dengan mengerjakan perintah-Nya.
13. Tawakal.
14. Cinta kepada Rasulullah SAW.
15. Mengagungkan derajat Rasulullah SAW.
16. Tetap pada agama Islam.
17. Mencari ilmu yang bermanfaat.
18. Menjelaskan dan menyebarkan ilmu syariat.
19. Mengagungkan Al-Quran.
20. Bersuci dari najis.
21. Shalat fardhu lima waktu.
22. Menunaikan zakat.
23. Berpuasa Ramadhan.
24. I’tikaf.
25. Haji dan umrah.
26. Jihad dan memerangi hawa nafsu.
27. Bertempat tinggal.
28. Tetap dan mantap memerangi musuh Allah.
29. Memberikan harta rampasan perang, ghanimah kepada raja dan nabi.
30. Memerdekakan budak.
31. Membayar kifarat yang wajib.
32. Menepati janji.
33. Mensyukuri nikmat Allah.
34. Menjaga lisan.
35. Menjaga kemaluan dan kehormatan diri.
36. Menyampaikan amanah.
37. Tidak melakukan pembunuhan dan kejahatan.
38. Menjauhi makanan dan minuman yang haram.
39. Bekerja yang halal.
40. Menjauhi pakaian yang haram.
41. Menjauhi permainan yang melalaikan dan yang haram menurut syariat.
42. Pertengahan dalam memberi nafkah.
43. Meninggalkan dengki dan menggunjing.
44. Meninggalkan mencela orang Muslim.
45. Ikhlas.
46. Senang ketika melakukan ketaatan dan susah ketika melakukan kemaksiatan.
47. Taubat.
48. Kurban dan aqiqah.
49. Taat kepada pimpinan atau pemerintah.
50. Berpegang kepada agama dan itikad Islam.
51. Berlaku adil di dalam hukum.
52. Mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran.
53. Tolong-menolong dalam kebaikan.
54. Malu kepada Allah.
55. Berbakti kepada kedua orang tua (ibu dan bapak).
56. Menyambung kekerabatan (silaturahmi).
57. Berakhlak baik.
58. Berbuat baik kepada budaknya.
59. Budak wajib taat pada majikan menurut kemampuannya.
60. Menjaga hak istri dan anak.
61.Cinta pada orang yang ahli agama, berkumpul dengan orang-orang shaleh.
62. Mengucap salam dan menjawab salamnya orang Islam.
63. Menengok orang sakit.
64. Melakukan shalat jenazah untuk mayat Muslim.
65. Menjawab orang bersin.
66. Menjauhi perkara yang merusak agama.
67. Berbuat baik kepada tetangga.
68. Memuliakan tamu.
69. Menutup aib orang Islam.
70. Sabar terhadap musibah maupun kesenangan.
71. Zuhud dan pendek angan-angan.
72. Cemburu kepada istrinya.
73. Menjauh dari berbuat kelalaian.
74. Dermawan.
75. Hormat kepada orang tua.
76. Mendamaikan orang yang bertengkar.
77. Cinta kepada sesama manusia seperti cintanya kepada diri sendiri.
Pembagian 77 Cabang Iman Menurut Ulama
Para ulama, khususnya Imam al-Baihaqi, membagi 77 Cabang Iman ke dalam beberapa kategori besar. Pembagian ini memudahkan umat Islam untuk memahami dan mengamalkan cabang-cabang iman sesuai dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Secara umum, 77 Cabang Iman terbagi ke dalam tiga kelompok besar:
-
Perkara yang berkaitan dengan hati (qolbiyyah) – seperti iman kepada Allah, malaikat, kitab, rasul, hari akhir, dan qadha qadar. Termasuk juga rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, ikhlas dalam beramal, sabar, syukur, serta menjauhi sifat sombong.
-
Perkara yang berkaitan dengan lisan (qauliyyah) – seperti mengucapkan syahadat, membaca Al-Qur’an, berdzikir, beristighfar, dan mengajak kepada kebaikan.
-
Perkara yang berkaitan dengan perbuatan anggota tubuh (amaliyyah) – seperti menegakkan shalat, menunaikan zakat, berbakti kepada orang tua, berjihad, menolong sesama, dan menyingkirkan duri di jalan.
Dengan memahami struktur ini, kita dapat melihat bahwa 77 Cabang Iman mencakup seluruh dimensi kehidupan seorang Muslim, baik yang sifatnya internal dalam hati, maupun eksternal dalam perbuatan nyata.
Contoh Beberapa 77 Cabang Iman dalam Kehidupan Sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, seorang Muslim bisa mengamalkan banyak dari 77 Cabang Iman tanpa disadari. Misalnya, saat kita menjaga shalat lima waktu, maka kita sudah melaksanakan salah satu cabang iman. Saat kita menyingkirkan batu atau paku dari jalan agar tidak mencelakakan orang lain, itu pun bagian dari iman.
Di antara cabang iman yang sangat penting adalah mengucapkan dua kalimat syahadat, sebagai pintu masuk Islam. Ini adalah cabang iman tertinggi dan menjadi dasar dari semua amal ibadah lainnya. Tanpa syahadat, maka iman seseorang tidak sempurna.
Selain itu, menjaga akhlak juga termasuk dalam 77 Cabang Iman. Misalnya, bersikap jujur dalam berdagang, menepati janji, serta menahan amarah. Semua itu menunjukkan bukti nyata dari iman yang hidup dalam diri seorang Muslim.
Tidak kalah penting adalah cabang iman yang terkait dengan interaksi sosial. Membantu tetangga, menghormati orang tua, menjaga silaturahmi, dan menjauhi ghibah adalah contoh nyata dari pengamalan 77 Cabang Iman.
Dengan demikian, 77 Cabang Iman bukan hanya konsep teoretis, tetapi bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap Muslim, sesuai kemampuan masing-masing.
Hikmah dan Manfaat Mengamalkan 77 Cabang Iman
Mengamalkan 77 Cabang Iman memberikan banyak hikmah dan manfaat bagi seorang Muslim, baik di dunia maupun di akhirat. Pertama, hal ini membuat iman kita semakin kokoh. Iman yang hanya disimpan di dalam hati tanpa diwujudkan dalam amal saleh akan menjadi lemah. Namun dengan mengamalkan cabang iman, iman kita akan semakin kuat dan teruji.
Kedua, 77 Cabang Iman mengajarkan keseimbangan hidup. Islam bukan hanya tentang hubungan dengan Allah, tetapi juga hubungan dengan sesama manusia dan alam sekitar. Dengan mempraktikkan cabang iman, seorang Muslim akan menjadi pribadi yang seimbang, saleh secara spiritual sekaligus bermanfaat bagi orang lain.
Ketiga, dengan mengamalkan 77 Cabang Iman, seorang Muslim akan terhindar dari sifat sombong, angkuh, dan egois. Sebab, iman sejati menuntut kerendahan hati, kepedulian sosial, dan pengorbanan.
Keempat, cabang iman membantu kita mempersiapkan diri menghadapi hari akhir. Setiap amal saleh yang kita lakukan, baik sekecil menyingkirkan duri di jalan, akan menjadi saksi di hadapan Allah.
Dengan begitu, 77 Cabang Iman tidak hanya menjadi konsep, melainkan pedoman praktis untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dari uraian di atas, jelas bahwa 77 Cabang Iman adalah konsep penting dalam Islam yang merinci bagaimana iman seorang Muslim diwujudkan dalam keyakinan, ucapan, dan perbuatan. Ia mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari ibadah, akhlak, hingga interaksi sosial.
Dengan mengamalkan 77 Cabang Iman, seorang Muslim dapat memperkuat hubungannya dengan Allah sekaligus memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia. Hal ini menjadikan iman sebagai sesuatu yang hidup, nyata, dan berdampak.
Oleh karena itu, marilah kita berusaha untuk menghidupkan 77 Cabang Iman dalam keseharian, agar iman kita tidak hanya berhenti di lisan, tetapi benar-benar menjadi cahaya yang menerangi jalan hidup. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk istiqamah dalam mengamalkannya.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
