.jpg)
27 Safar: Amalan Penuh Berkah di Tanggal Wafat Nabi - Infak via BAZNAS
27 Safar: Amalan Penuh Berkah di Tanggal Wafat Nabi - Infak via BAZNAS
12/08/2025 | Humas BAZNASTanggal 27 Safar memiliki makna penting bagi umat Islam. Dalam tradisi dan sejarah Islam, 27 Safar diyakini sebagai salah satu momen bersejarah, yaitu hari wafatnya Nabi Muhammad menurut sebagian riwayat. Meski ada perbedaan pendapat di kalangan ulama, bagi sebagian umat, 27 Safar dijadikan momentum untuk memperbanyak ibadah, memperbaiki diri, dan meningkatkan amal kebaikan, termasuk dengan memperbanyak sedekah atau infak.
Momen 27 Safar sering dimanfaatkan umat untuk mengingat kembali teladan Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah selalu menekankan pentingnya saling membantu, berbuat baik, dan menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia. Salah satu wujud nyata yang dapat dilakukan pada 27 Safar adalah menyalurkan infak melalui lembaga yang amanah seperti BAZNAS.
Selain itu, 27 Safar juga menjadi momen yang sarat dengan nilai spiritual. Umat Muslim memanfaatkannya untuk introspeksi diri, meneladani akhlak Nabi, serta menghidupkan sunnah-sunnah beliau. Dengan demikian, 27 Safar bukan hanya sekadar tanggal dalam kalender hijriah, tetapi menjadi pengingat akan nilai-nilai luhur yang harus terus dijaga.
Makna 27 Safar dalam Sejarah Islam
1. 27 Safar dan Riwayat Wafat Nabi Muhammad
Sebagian ulama dan tradisi masyarakat muslim meyakini bahwa 27 Safar adalah hari wafatnya Nabi Muhammad. Meski riwayat ini tidak seragam, bagi mereka yang meyakininya, tanggal ini memiliki makna mendalam. 27 Safar menjadi pengingat akan berakhirnya risalah kenabian dan tanggung jawab umat untuk meneruskan ajaran Islam.
Pada 27 Safar, banyak umat yang membaca sejarah hidup Nabi Muhammad, mulai dari perjuangan beliau di Mekkah, hijrah ke Madinah, hingga masa-masa akhir hidupnya. Perjalanan hidup beliau sarat dengan pelajaran berharga yang relevan untuk segala zaman.
Bagi sebagian masyarakat, 27 Safar bukan sekadar momen historis, tetapi juga momentum untuk memperbanyak doa, dzikir, dan sedekah sebagai bentuk penghormatan dan rasa cinta kepada Nabi.
2. Perbedaan Riwayat Tanggal Wafat Nabi
Perlu dipahami bahwa penentuan tanggal wafat Nabi Muhammad tidak disepakati secara bulat oleh para ulama. Ada riwayat yang menyebutkan beliau wafat pada 12 Rabiul Awal, namun di beberapa daerah, 27 Safar diyakini sebagai tanggal wafat beliau.
Meskipun ada perbedaan, yang terpenting adalah bagaimana kita memanfaatkan 27 Safar untuk meningkatkan ketakwaan. Dalam pandangan Islam, memperingati sebuah tanggal hendaknya diisi dengan amal shalih, bukan sekadar perayaan atau seremonial.
3. Momentum Memperbanyak Amal
Mengingat 27 Safar sebagai hari bersejarah dapat menjadi dorongan untuk memperbanyak amal. Rasulullah menegaskan pentingnya berlomba-lomba dalam kebaikan. Amal tersebut bisa berupa shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, dzikir, atau sedekah.
Amalan sedekah sangat dianjurkan pada momen seperti 27 Safar, karena sedekah memiliki banyak keutamaan, termasuk menghapus dosa dan menolak bala.
Amalan yang Dianjurkan pada 27 Safar
1. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Salah satu amalan utama pada 27 Safar adalah memperbanyak dzikir dan doa. Dengan mengingat Allah di setiap waktu, hati menjadi lebih tenang dan iman semakin kuat. Pada 27 Safar, banyak muslim yang memanjatkan doa keselamatan dan memohon perlindungan dari segala musibah.
Dzikir yang dianjurkan meliputi istighfar, tasbih, tahmid, dan takbir. Selain itu, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad juga sangat dianjurkan pada 27 Safar sebagai wujud cinta kepada beliau.
2. Membaca Sirah Nabawiyah
27 Safar adalah waktu yang tepat untuk mempelajari kembali perjalanan hidup Nabi. Membaca sirah nabawiyah dapat memperdalam pemahaman kita tentang perjuangan beliau. Dengan begitu, kita dapat meneladani sifat sabar, amanah, dan kasih sayang yang beliau ajarkan.
3. Bersedekah dan Berinfak
Amalan sedekah menjadi sangat istimewa pada 27 Safar. Rasulullah pernah bersabda bahwa sedekah dapat memadamkan murka Allah dan menolak bala. Menyalurkan infak melalui lembaga seperti BAZNAS adalah salah satu cara terbaik untuk memastikan bantuan sampai kepada yang berhak.
4. Shalat Sunnah
Shalat sunnah, seperti shalat dhuha dan shalat tahajud, memiliki nilai pahala yang besar. Melaksanakannya pada 27 Safar menjadi wujud syukur atas nikmat kesehatan dan kesempatan hidup yang masih Allah berikan.
Infak via BAZNAS pada 27 Safar: Menghidupkan Sunnah Berbagi
1. Mengapa BAZNAS?
BAZNAS adalah lembaga resmi yang mengelola zakat, infak, dan sedekah secara amanah dan profesional. Menyalurkan infak pada 27 Safar melalui BAZNAS adalah langkah tepat untuk memastikan bantuan disalurkan kepada yang membutuhkan.
2. Keutamaan Berinfak pada 27 Safar
Berinfak pada 27 Safar memiliki nilai ganda: selain mendapatkan pahala sedekah, kita juga memperingati momen penting dalam sejarah Islam. Infak ini bisa menjadi bentuk rasa syukur sekaligus upaya meneladani akhlak Rasulullah yang dermawan.
3. Bentuk Infak yang Bisa Disalurkan
Infak pada 27 Safar tidak harus dalam bentuk uang. Bisa berupa makanan, pakaian, atau bantuan lain yang bermanfaat. BAZNAS menerima berbagai bentuk infak untuk kemudian disalurkan kepada fakir miskin, yatim piatu, dan mereka yang membutuhkan.
Menyambut 27 Safar dengan Iman dan Amal Shalih
27 Safar adalah momentum berharga untuk memperbaiki hubungan dengan Allah dan sesama manusia. Dengan memperbanyak amal ibadah, dzikir, doa, dan sedekah, kita dapat menjadikan 27 Safar sebagai hari penuh berkah.
Menyalurkan infak melalui BAZNAS pada 27 Safar adalah salah satu wujud nyata mengikuti teladan Rasulullah dalam kedermawanan. Mari kita jadikan 27 Safar sebagai pengingat untuk selalu berbuat baik, memperkuat iman, dan membantu sesama.
Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.
Follow us
