Jasmani sangat terbantu dengan kehadiran BAZNAS (Foto: BAZNAS)

BAZNAS Bantu Jasmani Bangkit Usai Terkena PHK Dampak Pandemi

27/07/2021 | Markom BAZNAS

Pandemi Covid -19 yang telah melanda Indonesia sejak Maret 2020 lalu sangat memberikan dampak serius pada roda perekonomian para pelaku usaha. Pasalnya, pandemi tak hanya menyasar sektor kesehatan, tapi juga berimbas pada kondisi perekonomian. Banyak pelaku usaha terpaksa harus mengurangi jumlah karyawan untuk bisa tetap bertahan dalam menjalankan usaha.

 

Salah satu yang menjadi korban PHK adalah Jasmani. Pria berusia 38 tahun itu diputus kerja oleh pabrik tempatnya bekerja pada tahun 2020 lalu. Pikirannya pun kalut dan cemas saat menerima kabar buruk itu. Apalagi dia memiliki keluarga yang harus dihidupi. Untuk kebutuhan makan sehari-hari saja dia bingung, bagaimana dengan pendidikannya. Begitu yang terlintas di pikiran Jasmani. 

 

Hingga akhirnya Jasmani mencoba bangkit dengan berjualan es krim dung-dung, bermodal dana pinjaman tanpa bunga dari Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) melalui lembaga program BAZNAS Microfinance.

 

Jasmani merupakan mitra BAZNAS Microfinance Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, penerima manfaat Desember 2020. Modal usaha yang diterima digunakannya untuk membeli bahan-bahan es seperti santan kelapa, gula, es batu, garam, alat-alat usaha seperti teko takaran, alat pemotong es, dan kotak bawaan.

 

"Jasmani mendapatkan fasilitas permodalan dari BMD Bedono guna membeli keperluan usahanya, dengan bantuan modal ini, Ia bisa menjalankan usahanya setelah dirumahkan oleh pihak pabriknya karena dampak Covid-19," ujar Manajer BMD Bedono, Mifta.

 

Setiap harinya Jasmani bisa membuat satu tabung es, namun saat PPKM seperti ini dia hanya membuat 3-7 liter santan atau setara dengan setengah tabung. Adapun varian es yang biasa dibuat di antaranya es krim cone yang berbentuk kerucut atau diapit dua sisi roti tawar, varian gelas kaca dengan diberi tambahan toping seperti potongan kacang, ketan hitam, potongan buah nangka, ataupun sagu mutiara.

 

Meski omzet yang didapat belum mengalami peningkatan yang signifikan, namun Jasmani masih tetap bisa bertahan menjalankan usaha di masa pandemi. Dia mencoba strategi berjualan keliling agar tetap bisa mendapatkan pelanggan. Dalam sehari usaha yang dijalankan mendapatkan omzet Rp300.000-Rp 500.000.

 

“Dalam kondisi PPKM seperti ini alhamdulillah dagangan bisa habis paling cepat sekitar jam 2 siang karena banyak anak-anak yang jajan karena sedang berada di rumahnya, namun jika kondisi biasanya cukup berada di sekolahan menunggu anak-anak jajan sehingga dagangannya cepat habis. Syukur-syukur jika ada pesanan untuk acara walimahan atau hajatan bisa habis 2-3 tabung namun saat PPKM sekarang biasanya hanya memesan setengah atau satu tabung saja,” ucap Jasmani.

 

BAZNAS Microfinance Desa merupakan salah satu upaya BAZNAS dalam mengentaskan kemiskinan dan membantu masyarakat desa di bidang ekonomi, termasuk terbebas dari jerat rentenir. BMD dapat memperkuat permodalan dan memberikan layanan pengembangan serta penguatan modal sosial bagi masyarakat. Sehingga para pelaku usaha mikro di sana dapat tumbuh, berkembang, dan barokah.

 

BAZNAS Microfinance Desa memberikan modal bergulir kepada mustahik yang nantinya dikembalikan kepada perkumpulan yang dibentuk program BMD tersebut. Pinjaman modal ini bersumber dari dana infak yang ditunaikan oleh masyarakat melalui BAZNAS.

Dapatkan Update Berita dan Informasi Penyaluran Zakat, Infak, dan Sedekah.

Follow us

Copyright © 2024 BAZNAS

Kebijakan Privasi   |   Syarat & Ketentuan   |   FAQ